BALUT, CS – Pada Maret 2024 lalu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan empat bandara baru di Sulawesi, salah satunya Bandara Kabupaten Banggai Laut (Balut) Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng).
Peresmian Bandara Balut yang berlangsung pada 26 Maret 2024 tersebut menandai berakhirnya pembangunan yang dimulai sejak tahun 2019.
Pemerintah Indonesia menyatakan bahwa bandara ini akan menjadi pusat konektivitas vital, mendukung pertumbuhan ekonomi dan pariwisata di Sulteng. Namun, hanya berselang empat bulan sejak peresmiannya, Bandara Banggai Laut harus berganti nama.
Pada Juli 2024, nama bandara tersebut resmi diubah menjadi Bandara Maulana Prins Mandapar, dengan persetujuan Menteri Perhubungan RI, Budi Karya Sumadi.
Maulana Prins Mandapar dikenal sebagai salah satu Raja Banggai yang dihormati, dan pemakamannya di Kota Banggai, ibukota Kabupaten Banggai Laut, dan kini menjadi situs cagar budaya.
Pemerintah Indonesia saat ini tengah fokus membangun berbagai infrastruktur transportasi di seluruh pelosok negeri, termasuk di daerah-daerah terluar. Tujuannya untuk meningkatkan konektivitas logistik dan mobilitas masyarakat, sekaligus mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi.
Salah satu proyek strategis nasional yang mendapat perhatian khusus adalah pembangunan bandara di berbagai wilayah, termasuk di pulau-pulau terluar Indonesia.
Bandara Maulana Prins Mandapar kini menjadi simbol penting keterhubungan, membuka akses ke wilayah-wilayah yang sebelumnya terisolasi, serta memfasilitasi pembangunan di kabupaten terluar Sulawesi Tengah itu. (AMLIN)