PALU, CS – Wakil Gubernur Sulawesi Tengah (Sulteng), dr. Reny A. Lamadjido, menegaskan pentingnya sinergi lintas sektor dan akurasi data dalam menurunkan angka stunting di Sulteng, yang saat ini masih tergolong tinggi dengan prevalensi 26,1% berdasarkan SKI 2024.
Hal tersebut disampaikannya saat memimpin rapat koordinasi bersama TP-PKK Provinsi, Dinas Kesehatan, Bappeda, Dinas P2KB, dan BKKBN Sulteng, di ruang kerjanya, Selasa (20/5/2025).
Wagub menyoroti perlunya pemahaman yang tepat dalam mendeteksi stunting. Ia menegaskan, anak bertubuh pendek belum tentu mengalami stunting, sebab perlu dilihat juga aspek berat badan, imunitas, motorik, dan kognitif.
“Masalah pengukuran krusial. Jika datanya salah, maka penanganannya pun bisa keliru,” tegasnya.
Ia juga menekankan pentingnya penguatan peran posyandu, pemanfaatan aplikasi e-PPGBM untuk pencatatan gizi, dan penggunaan alat antropometri standar yang dilakukan secara rutin tiap bulan.
Di sisi lain, perhatian terhadap masa kehamilan menjadi salah satu fokus utama. Pemanfaatan alat USG di puskesmas dinilai penting untuk mendeteksi dini risiko stunting pada janin. Untuk itu, Wagub menginstruksikan pelatihan intensif bagi tenaga kesehatan.
Isu lain yang disorot adalah tingginya angka pernikahan anak, yang dinilai turut menyumbang kasus stunting. Ia berharap seluruh sektor berkomitmen untuk memutus mata rantai ini.
“Kuncinya adalah kompak, komitmen, dan data yang akurat,” pungkas Wagub Reny.
Editor : Yamin