TEHERAN, CS – Presiden Amerika Serikat Donald Trump secara resmi mengumumkan gencatan senjata total antara Iran dan Israel, hanya beberapa jam setelah Iran meluncurkan serangan rudal ke pangkalan militer AS di Qatar, Senin (23/6/2025).
Serangan itu merupakan balasan atas serangan udara AS terhadap fasilitas nuklir Iran sehari sebelumnya.
Iran menargetkan Pangkalan Udara Al Udeid, pangkalan militer terbesar milik Amerika Serikat di Timur Tengah, yang berlokasi di luar ibu kota Doha, Qatar.
Pangkalan ini menampung sekitar 10.000 personel militer AS dan sekutu, serta menjadi pusat Komando Pusat AS untuk kawasan Timur Tengah dan Asia Tengah.
Dalam pernyataan di platform Truth Social, Trump menyebut tidak ada korban jiwa dari pihak AS.
Ia juga mengklaim bahwa Iran sebelumnya telah memperingatkan AS sebelum meluncurkan serangan tersebut.
“Yang terpenting, mereka telah mengeluarkan semuanya dari sistem mereka, dan mudah-mudahan tidak akan ada lagi kebencian,“ tulis Trump, menyebut serangan itu sebagai “respons yang sangat lemah.”
Pemerintah Qatar mengutuk keras serangan terhadap wilayahnya dan menyebutnya sebagai pelanggaran terhadap kedaulatan negara. Kementerian Luar Negeri Qatar juga mengonfirmasi bahwa rudal balistik jarak pendek dan menengah yang diluncurkan Iran telah berhasil dicegat oleh sistem pertahanan mereka.
Namun, hingga Selasa (24/6/2025), Iran mengaku belum menerima pengajuan resmi terkait gencatan senjata dari pihak Amerika Serikat. Pejabat tinggi Iran, Seyed Abbas Araghchi, menyatakan bahwa Teheran menolak tawaran tersebut.
“Kami belum menerima proposal resmi apa pun soal gencatan senjata. Tidak ada alasan bagi Iran untuk menghentikan operasi pembalasan. Kami menganggap pernyataan AS sebagai tipuan politik,” tegas Araghchidalam unggahan media sosialnya.
Sementara itu, situasi di kawasan tetap memanas. Kedutaan Besar AS di Bahrain mulai mengurangi jumlah stafnya sebagai langkah antisipasi.
Di Qatar, warga AS telah diminta untuk berlindung di tempat, dan sejumlah perusahaan minyak besar di Irak mulai mengevakuasi pekerja asing.
Ketegangan semakin meningkat setelah Iran memperingatkan bahwa seluruh pangkalan militer AS di Timur Tengah bisa menjadi target.
Ancaman ini sebelumnya disampaikan oleh Jenderal Abdolrahim Mousavi dan penasihat Pemimpin Tertinggi Iran, Ali Akbar Velayati.
Dalam perkembangan terkait, Parlemen Iran sedang mempertimbangkan untuk menangguhkan kerja sama dengan Badan Energi Atom Internasional (IAEA), menyusul kritik terhadap program nuklir Iran yang dinilai tidak transparan oleh badan pengawas PBB tersebut. **