PARIMO, CS – Kasus malaria di Kecamatan Moutong, Kabupaten Parigi Moutong (Parimo), Sulawesi Tengah, terus meningkat. Puskesmas Moutong mencatat penyakit tersebut telah menyebar di 14 desa, dengan Desa Lobu yang berada di kawasan pertambangan ilegal menjadi wilayah dengan tingkat kasus tertinggi.

Kepala Puskesmas Moutong, Yasir Syam, S.KM., menjelaskan penyebaran malaria diperparah oleh aktivitas pertambangan. Kubangan bekas galian tambang menjadi tempat berkembang biak nyamuk penyebab malaria.

“Awalnya itu dibawa dari luar oleh penambang yang masuk. Namun, genangan bekas galian tambang membuat nyamuk mudah bertelur,” ujarnya saat dihubungi via WhatsApp, Selasa (16/9/2025).

Menurut Yasir, pihaknya telah melakukan sejumlah upaya pencegahan, mulai dari sosialisasi, edukasi, hingga pembagian kelambu kepada masyarakat di desa dengan kasus tinggi. Meski demikian, ia menekankan pentingnya dukungan lintas sektor.

“Diusulkan segera bangun Posko Kesehatan untuk memeriksa orang yang keluar masuk tambang. Jika ada yang positif malaria, bisa segera ditangani agar penyebarannya bisa dicegah,” tegasnya.

Yasir juga mengingatkan malaria berisiko fatal bila menyerang kelompok rentan.

“Kalau kena ibu hamil, sangat berbahaya. Makanya kami harap semua pihak saling mendukung,” katanya.

Sementara itu, Pengelola Program Malaria Puskesmas Moutong, Hanny Ramdhiana, S.Tr.Keb., mencatat hingga saat ini terdapat 123 kasus malaria di wilayah kerjanya. Beberapa di antaranya berasal dari luar daerah, seperti Sulawesi Barat, Boalemo, Jakarta, dan Palu.

Hanny menjelaskan, pihaknya telah membagikan 850 kelambu kepada masyarakat, termasuk pendatang yang tinggal di kawasan tambang. Selain itu, pemeriksaan rumah ke rumah dilakukan untuk mendeteksi kasus secara cepat.

“Kalau ditemukan positif, semua anggota keluarga dan warga sekitar diperiksa. Yang positif kami kawal sampai Puskesmas, yang negatif dibekali vitamin,” jelasnya.

Meski demikian, Hanny mengakui pemeriksaan massal bagi penambang sulit dilakukan karena kendala teknis.

Ia menambahkan, tim Kementerian Kesehatan bersama petugas Puskesmas juga telah meninjau langsung kawasan tambang di Gunung Nasalane dan Bengka, dan menemukan jentik nyamuk malaria di genangan bekas galian tambang.

Reporter: Anum