PALU, CS – Setelah berhasil menangkap dan melepaskan ban dari leher buaya. Tili (35) mendapat penawaran dari Pemerintah Kota (Pemkot) Palu untuk bergabung menjadi honorer di Dinas Pemadam kebakaran (Damkar) setempat.
Hal itu disampaikan Wali Kota Palu, Hadianto Rasyid kepada Tili memenuhi undangan Walikota, di Kantor Wali Kota Palu, Kamis 10 Februari 2022.
Dikesempatan itu, Tili menceritakan pengalamannya saat menangkap buaya berkalung ban tersebut, hingga berhasil bersama warga melepaskan ban sudah sekitar 6 tahun melilit di leher buaya yang jadi viral tersebut.
“Hanya dengan modal tali nilon dan daging ayam potong. Butuh waktu selama 3 pekan hingga sukses menangkap buaya,” kata Tili.
Pria yang sehari-hari berporfesi sebagai penjual burung itu mengaku, dalam upaya penangkapan, dirinya tidak setiap hari berada di sungai. Namun telah menjadwalkannya setiap hari senin.
“Karena saya tahu hari senin itu adalah hari sialnya buaya, sehingga setiap senin saya tunggui dia (buaya). Benar setiap senin buaya itu muncul dan saya lakukan pendekatan dulu dengan cara memberikan makanan (ayam). Saya beli ayam itu dari hasil keuntungan jual burung,” akunya.
Pria yang baru empat bulan di Kota Palu itu mengaku merasa tertantang dengan cerita warga yang menyebut, tidak ada orang yang bisa mengeluarkan ban dari leher buaya itu.
“Awalnya saya mendengar ada buaya terlilit ban di lehernya. Saya lihat langsung dan merasa kasihan, lalu saya berinisiatif ingin mengeluarkannya. Ditambah lagi dengan cerita orang-orang yang mengatakan bahwa tidak ada orang yang bisa melepaskan ban itu, karena ada beberapa warga beraggapan yang melilit leher buaya itu bukan ban tapi sebenarnya emas. Saya tidak percaya dan saya yakin itu ban biasa. Itu juga yang memotivasi, saya mau buktikan bahwa itu ban biasa. Dan itu terbukti,” terangnya.
Tili juga menyampaikan, saat berhasil menjerat buaya, dirinya dibantu warga menarik sampai ke darat. Bahkan, saat proses evakuasi buaya, dirinya kehilangan handpone.
Setelah mendegarkan kisah heroik Tili itu, Walikota menyampaikan apresiasinya terhadap keberanian Tili. Selain menawarkan menjadi personil Damkar, Walikota juga memberi satu unit handpone untuk Tili.
Dikesempatan itu, Tili menyerahkan ban bekas yang melilit leher buaya kepada Walikota.
Walikota berencana akan memesiumkan di Kompleks Pasar Palu Plaza dalam lemari kaca untuk dijadikan salah satu ikon Kota Palu. Bahkan Pemkot juga akan membangun patung buaya yang berdekatan dengan mesium tersebut. **

