MAKASSAR, CS – Setahun berlalu sejak eskalasi konflik di Palestina pada Oktober 2023, namun serangan yang dilancarkan Israel terhadap masyarakat Palestina masih berlangsung hingga kini. Situasi ini telah memicu peningkatan ketegangan di seluruh Timur Tengah.
Sebagai bentuk solidaritas, Senin 7 Oktober 2024, diselenggarakan Tabligh Akbar di Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), dengan tujuan menggalang dukungan bagi kemerdekaan Palestina.
Tabligh Akbar ini diharapkan mampu membawa dampak positif, memotivasi masyarakat Makassar untuk kembali menyuarakan dukungan mereka, baik melalui media sosial maupun aksi nyata lainnya. Acara ini juga menjadi pengingat akan perjuangan panjang masyarakat Palestina yang masih mencari keadilan dan kebebasan.
Beberapa tokoh berpengaruh turut terlibat dalam mendukung perjuangan ini, termasuk seorang influencer dan pengusaha yang aktif menyuarakan isu kemanusiaan di media sosial, serta mahasiswa Pancasila yang telah menjadi saksi perjuangan rakyat Palestina. Selain itu, relawan dari disaster management juga telah memberikan bantuan langsung melalui donasi yang dikumpulkan dari masyarakat Indonesia.
Selain di Makassar, aksi kemanusiaan serupa telah digelar di wilayah lain seperti Jabodetabek. Pada 3 Oktober lalu, aksi “Jaga Palestina” diadakan dengan respons luar biasa dari masyarakat, dimana tiket acara tersebut terjual habis dalam waktu singkat. Pada 13 Oktober mendatang, akan ada pula konser kemanusiaan di Monumen Mandala, yang bertepatan dengan perayaan ulang tahun Sulawesi Selatan.
Acara ini tidak hanya bertujuan menggalang bantuan materi, tetapi juga meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya mendukung kemerdekaan Palestina.
Saat ini, lebih dari 42.000 warga Palestina membutuhkan bantuan dan dukungan internasional.
Peran ulama juga sangat penting dalam isu ini. Fatwa dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang melarang transaksi dengan Israel atau pemerintah yang mendukung Zionisme menjadi bukti kuatnya dukungan ulama terhadap perjuangan kemanusiaan ini.
Meski begitu, tantangan masih ada, terutama terkait kurangnya edukasi masyarakat tentang konflik Palestina. Oleh karena itu, kegiatan seperti “surat cinta untuk Palestina” dan pelibatan kelompok disabilitas dalam aksi sosial terus dilakukan untuk meningkatkan kesadaran dan literasi terkait isu kemanusiaan.
Dengan bersatu dan bergerak bersama, diharapkan kita dapat terus mendukung perjuangan rakyat Palestina untuk meraih kemerdekaan dan keadilan yang sudah lama mereka idamkan. (FAJAR)