PALU, CS – Wakil Ketua I DPRD Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng), Aristan, menggelar reses atau jaring aspirasi di Kelurahan Pantoloan Boya, Kecamatan Tawaeli, Sabtu 9 November 2024 malam.

Dalam acara tersebut, Aristan mendengarkan langsung keluhan dan masukan dari warga serta pemerintah kelurahan terkait berbagai permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat setempat.

Aristan mengungkapkan bahwa reses merupakan bagian dari tugas DPRD untuk menyerap aspirasi masyarakat dan mencari solusi atas berbagai persoalan yang ada.

“Reses ini merupakan wadah bagi kami untuk mendengarkan langsung apa yang menjadi kebutuhan dan harapan masyarakat, dan memastikan agar aspirasi ini dapat ditindaklanjuti dengan tindakan nyata,” ujar Aristan dalam sambutannya.

Salah satu isu utama yang disampaikan oleh warga adalah masalah pengairan yang sangat vital bagi para petani di Kelurahan Pantoloan Boya.

Menurut Sekretaris LPM, Pak Surbin, sekitar 99% warga kelurahan ini adalah petani.

“Kami menggantungkan hidup dari bertani, namun masalah besar kami adalah musim kemarau yang membuat lahan pertanian tidak bisa diolah karena sebagian besar embung rusak pascagempa 2018,” keluh Surbin.

Selain pengairan, masalah air bersih juga menjadi sorotan. Pak Lurah Pantoloan Boya menyebutkan bahwa pemasangan instalasi air bersih tidak optimal, karena bak penangkap air diletakkan pada aliran sungai yang sering kering saat musim kemarau, padahal ada sumber air lain yang tetap mengalir meskipun musim kemarau.

Kelurahan Pantoloan Boya juga tengah berupaya menjadi penghasil buah alpukat dengan target mengembangkan 20 hektar lagi lahan alpukat pada tahun depan.

“Kami berharap dengan adanya pengembangan ini, Kelurahan Pantoloan Boya dapat menyanggah kebutuhan alpukat Ibu Kota Negara,” kata Pak Kamijan, Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) yang bertugas di kelurahan tersebut.

Namun, Aristan juga mencatat adanya masalah lainnya, seperti kerusakan jalan usaha tani yang membuat kendaraan roda empat tidak dapat melewati akses ke lahan pertanian. “Ini menghambat distribusi hasil pertanian kami, padahal kami sangat bergantung pada mobilitas tersebut,” ujar Pak Masrun, Ketua LPM.

Selain masalah pertanian, dalam reses tersebut, masyarakat juga menyampaikan keluhan terkait bidang olahraga, terutama kekurangan sarana dan prasarana.

Arsid, tokoh pemuda setempat, mengungkapkan bahwa Kelurahan Pantoloan Boya adalah gudang atlet sepak takraw dan pencak silat, namun kesejahteraan para atlet belum mendapat perhatian serius dari pemerintah.

“Banyak atlet kami yang setelah berprestasi di PON, masih harus bekerja sebagai buruh pergudangan karena tidak ada perhatian lebih dari pemerintah,” ujarnya.

Menanggapi hal ini, Pak Rahmad dari Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Provinsi Sulteng menyatakan akan mengupayakan solusi untuk masalah tersebut.

“Kami akan bantu mengajukan permohonan untuk pemenuhan fasilitas olahraga, termasuk bekerjasama dengan IPSI Sulteng untuk membuka perguruan silat di sini,” kata Rahmad.

Dialog dalam reses ini berlangsung hingga hampir tengah malam, dengan berbagai keluhan dan masukan yang dibahas secara konstruktif bersama Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang hadir. Tindak lanjut untuk masalah irigasi, air bersih, dan sanitasi, diharapkan segera diproses oleh Dinas Cipta Karya dan Sumber Daya Air.

“Kami akan segera mengoordinasikan dengan instansi terkait dan memberikan respons dalam waktu dekat, termasuk peninjauan lapangan,” ujar Ibu Redna, Kepala Seksi Cikasda yang hadir dalam pertemuan tersebut.

Pak Mahyudin, Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sulteng, juga memberikan tanggapan positif mengenai pengembangan alpukat di Kelurahan Pantoloan Boya. “Dinas TPH siap mendukung penuh upaya menjadikan kelurahan ini sebagai pusat penghasil alpukat,” ujarnya.

Di akhir acara, Lurah Pantoloan Boya mengajak masyarakat untuk proaktif dalam menyelesaikan berbagai permasalahan, termasuk yang berkaitan dengan pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur.

Ia juga mengingatkan pentingnya kerjasama antara pemerintah dan masyarakat untuk mewujudkan pembangunan yang lebih baik.

“Semoga segala rencana dan usulan yang telah disampaikan malam ini dapat diwujudkan bersama, dengan kerjasama semua pihak,” kata Aristan menutup pertemuan.

Reses ini diakhiri dengan permohonan bantuan untuk pengembangan usaha kecil menengah (UMKM) dari ibu-ibu kelompok UMKM di kelurahan setempat. **