KECAMATAN TOILI merupakan salah satu dari enam kecamatan di Kabupaten Banggai yang menjadi andalan penghasil beras. Faktanya Kecamatan Toili memiliki produktivitas padi sawah tertinggi di Kabupaten Banggai, yaitu 4,02 ton/ha.

Berdasarkan penelusuran awak media selama 3 hari di wilayah yang dihuni sebagian warga transmigran asal Jawa dan Bali tersebut, terungkap jika selama beberapa tahun terakhir mereka sangat kesulitan untuk mendapatkan BBM solar bersubsidi.

Kebanyakan diungkap dalam curhatan mereka bahwa kesulitan mendapatkan BBM solar tersebut melebihi ancaman serangan hama.

“Kalau ancaman hama atau penyakit serta kekeringan itu kami sudah biasa, karena ada musim dan kami sudah ada upaya untuk antisipasi itu,” ujar beberapa warga setempat.

Karmuji, Ketua Kelompok Tani Desa Sentral Sari, Kecamatan Toili.

Namun sebagaimana yang diungkap Karmuji, Ketua Kelompok Tani Desa Sentral Sari, Kecamatan Toili, bahwa kesulitan yang dihadapi para petani saat ini adalah mendapatkan BBM solar.

Meskipun BBM solar telah disubsidi oleh pemerintah, namun mereka seakan tidak merasakannya, khususnya petani sawah dikarenakan adanya pengutamaan yang diberlakukan pihak SPBU Singkoyo Toili kepada para calo atau penampung.

“Jujur kami sangat sulit dapat solar, untung-untung bisa dapat 1 galon (jerigen 35 liter) dan harganya itu sudah lebih besar, kadang Rp 350 ribu sampai Rp 500 ribu setiap galon,” ungkap Karmuji bersama beberapa petani setempat.

Untuk mendapatkan jatah 1 galon tersebut, Karmuji dan beberapa rekan petani harus rela membuang waktu untuk mengantri ber jam-jam lamanya. Meskipun antri, terkadang ia bersama para petani lainnya terpaksa harus pulang dengan membawa kembali jerigen kosong.

“Itu kami rasakan sekali pak, biasa kami ikut antri, tapi kami tidak dapat,” keluhnya.

Anehnya kata Karmuji, pihak SPBU Singkoyo terkesan memberikan prioritas kepada beberapa orang yang mereka duga sebagai pengumpul atau calo. Para calo itu tutur Karmuji sudah hampir setiap hari terlihat ikut dalam deretan antri dengan membawa lebih dari satu jerigen.

Kasus serupa juga dialami Sebagian warga Desa Mansahang Kecamatan Toili. Mereka juga mengeluhkan hal serupa. Beberapa dari mereka mengungkapkan kesulitan mendapatkan BBM Solar bersubsidi sangat meresahkan. Apalagi ketika menghadapi musim tanam dan pasca panen.

“Masalah kami petani disini memang cuma itu, kesulitan dapat Solar,” ujar mereka.

Tarno Efendi Kepala Desa Tolisu Kecamatan Toili Jaya.(Foto:Dok.ChannelSulawesi.id)

Tidak hanya petani yang mengeluhkan kesulitan mendapat BBM solar bersubsidi tersebut, Kades Tolisu, Tarno Efendi juga mengungkapkan hal serupa.

“Memang yang jadi kendala petani kami disini dalam dalam menggarap lahan, yaitu mendapatkan BBM Solar bersubsidi,” ujarnya kepada sejumlah pewarta Minggu (16/3/2025), saat dikunjungi di kediamannya di Desa Tolisu Ibu Kota dari Kecamatan Toili Jaya, Kabupaten Banggai.

Sebagai pemerintah desa, selain berharap agar petani didesanya bisa mendapatkan kemudahan memperoleh BBM solar bersubsidi, ia juga berharap agar pemerintah daerah dan provinsi bisa memberikan solusi terhadap kebutuhan petani dalam hal kemudahan dalam mendapatkan BBM solar bersubsidi tersebut.

“Masalah BBM ini juga kami pemerintah desa sering membahas dalam musyawarah Musim Tanam (MT). Selain BBM, kami juga bahas kendala lainya untuk memperkecil masalah petani,” katanya.

Kesulitan mendapatkan BBM solar bersubsidi bagi para petani jelas Tarno Efendi, ia pernah mendiskusikannya dengan sesama kepala desa. Menurutnya hal ini sangat penting untuk diseriusi.
Ada ketakutan yang muncul, ketika BBM sulit didapatkan oleh petani saat musim tanam. Jika itu terjadi, maka resiko kerugian yang dialami oleh petani sangat besar karena gagal panen.

“Masalah kesulitan mendapatkan BBM solar bersubsidi ini pernah saya bahas dengan teman-teman kepala desa. Bahkan saya pernah ngajak teman-teman demo dengan bawa tracktor ke SPBU Singkoyo itu,” kesalnya.

Polemik terkait keberadaan SPBU Singkoyo yang merupakan anak usaha PT Kurnia Luwuk Sejati (KLS) rupanya telah sampai ke Anggota Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Banggai.

Dalam rapat yang dipimpin Ketua Komisi III Suprapto, Senin 18 November 2024, sebagian dirilis Channel Sulawesi.id, dimana Wajidah Aleg Fraksi Golkar Dapil 4, mendesak kepada pemerintah daerah untuk tegas mengawasi penyaluran BBM bersubsidi jenis Solar dan Pertalite. Hal itu dimaksudkan agar tidak terjadi penyalahgunaan yang menguntungkan oknum tertentu.

Wajidah, mengungkapkan kritikannya itu saat menanggapi polemik penyaluran BBM bersubsidi jenis solar, yang dianggap tidak mendapatkan pengawasan ketat, sehingga merugikan masyarakat khususnya para petani dan nelayan.

Dalam acara yang sama pula, Suprapto selaku ketua Komisi III menyebutkan sebagai Maan dalam tuntutan yang disampaikan oleh lembaga Adat Suku Taa Desa Singkoyo, bahwa dugaan selama ini jika PT Kurnia Luwuk Sejati (KLS), dituding telah menggunakan BBM Solar bersubsidi untuk kepentingan industri pengolahan kelapa sawit.**

Penulis : Amlin Usman