POSO, CS – Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an (PPTQ) Amanah Tamanjeka menyatakan dukungan penuh terhadap upaya Satuan Tugas Operasi Madago Raya 2025 dalam mencegah penyebaran paham radikal dan intoleran di wilayah Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah.
Pernyataan tersebut disampaikan langsung oleh Pimpinan PPTQ Amanah Tamanjeka, Ustaz Burhan Al-Arnauth.
Ia menegaskan bahwa pondok pesantren yang dipimpinnya siap bersinergi dengan aparat keamanan dalam menjaga stabilitas dan ketertiban masyarakat, khususnya melalui pendidikan keagamaan yang menanamkan nilai-nilai moderat dan cinta tanah air.
“Kami mendukung sepenuhnya upaya pihak Kepolisian melalui Operasi Madago Raya dalam menciptakan keamanan dan menangkal paham radikal di Poso. Pendidikan di pesantren kami juga diarahkan agar para santri memiliki akhlak mulia dan jauh dari paham-paham menyimpang,” ujar Ustaz Burhan, Rabu (11/6/2025).
PPTQ Amanah Tamanjeka berdiri sejak tahun 2018 di bawah naungan Yayasan Wakaf Amanatul Ummah (YWAU) Kabupaten Poso yang telah memiliki legalitas dari Kementerian Hukum dan HAM serta Kesbangpol Kabupaten Poso.
Pondok ini berstatus swasta dan dikhususkan untuk santri laki-laki, dengan jenjang pendidikan tingkat Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah.
Selain fokus pada tahfidzul Qur’an, pesantren ini juga mengajarkan pelajaran agama lainnya seperti Fiqih, Qur’an Hadist, Bahasa Arab, dan Kitab Kuning.
Ujian tahunan juga dilaksanakan, di mana santri MA mengikuti ujian bersama santri Pondok Pesantren Amanah Putra Landangan, Kecamatan Poso Pesisir.
“Segala sistem belajar mengajar di pondok ini berjalan sesuai arahan yayasan. Kami membuka diri untuk umum dan ingin mencetak calon ulama yang hafal Al-Qur’an serta memiliki akidah Ahlusunah Wal Jamaah,” jelas Ustaz Burhan.
PPTQ Amanah Tamanjeka menilai bahwa penyebaran paham radikal dan intoleran merupakan ancaman serius yang bisa merusak keberagaman serta keamanan masyarakat.
Untuk itu, pendidikan yang berkualitas dan keterlibatan tokoh agama serta masyarakat dianggap penting dalam membangun generasi yang toleran dan cinta damai.
“Kami ingin menjadikan anak-anak santri sebagai pribadi yang berguna bagi bangsa dan agamanya, jauh dari paham radikal maupun tindakan terorisme,” tutupnya. **

