PALU, CS – Pengurus Wilayah Kerukunan Bubuhan Banjar (PW KBB) Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW 12 Rabiul Awal 1447 H/2025 M, di Aula Asrama Haji, Kota Palu, Jumat (12/9/2025) malam.
Peringatan Maulid mengangkat tema “Meneladani Jejak Mulia Rasulullah sebagai Pedoman Hidup di Akhir Zaman”, dengan subtema “Akhlak Sebagai Kompas, Ilmu Sebagai Cahaya dan Adab sebagai Mahkota”.
Kegiatan ini dihadiri sejumlah tokoh masyarakat Banjar, pejabat pemerintah, serta jamaah dari berbagai majelis taklim Bubuhan Banjar yang ada di Sulteng.
Sekretaris KBB Sulteng, Syahril Alinti, dalam laporan panitia menyampaikan bahwa unsur panitia berasal dari gabungan pengurus wilayah dan kabupaten/kota.
Ia mengucapkan terima kasih atas dukungan seluruh pihak, termasuk Bank Sulteng, Gubernur Sulteng periode 2021-2025 Rusdy Mastura, serta warga Banjar di Sulteng.
“Sebagai panitia, saya mengucapkan terima kasih atas sumbangsih dan kontribusi dalam menyukseskan kegiatan ini,” ujar Syahril.
Dewan Penasehat PW KBB Sulteng, Abdul Basit, dalam sambutannya menyampaikan bahwa tradisi Maulid telah menjadi bagian dari budaya masyarakat Banjar. Ia berharap kegiatan ini membawa berkah bagi seluruh hadirin.
Sementara itu, Kepala Biro Kesejahteraan Rakyat Setda Provinsi Sulteng, Fauziah, yang mewakili Gubernur, menyampaikan apresiasi atas kontribusi masyarakat Banjar dalam menjaga kebersamaan dan turut serta membangun Sulteng.
“Kontribusi positif masyarakat Banjar penting dalam pelestarian tradisi, nilai-nilai leluhur, dan pembangunan daerah. Pemerintah provinsi berkomitmen mendorong pembangunan yang merata melalui sembilan program unggulan,” jelasnya.
Fauziah juga mengajak seluruh elemen masyarakat, termasuk KBB, untuk terus menjadi perekat antar etnis dan menjaga persatuan.
Ia menegaskan pentingnya menjadikan peringatan Maulid sebagai momentum memperkuat cinta kepada Rasulullah SAW dan mempererat ukhuwah Islamiyah.
Acara Maulid diisi ceramah oleh Ketua FKUB Sulteng, Prof. Zainal Abidin, yang membahas makna Maulid secara umum, termasuk istilah lokal seperti “Maulo” dalam bahasa Kaili.
Ceramah disampaikan dengan gaya santai dan diselingi guyonan, menciptakan suasana yang hangat dan penuh keakraban.
Kegiatan itu juga diisi dengan pementasan dongeng yang memperkenalkan anak-anak tentang Maulid Nabi Muhammad SAW.
Editor: Yamin