PALU, CS – Mandeknya proses hukum kasus dugaan penghinaan dan ujaran kebencian terhadap pendiri Alkhairaat, Habib Idrus bin Salim Aljufri atau yang dikenal sebagai Guru Tua, kembali menuai protes dari keluarga besar Almarhum.

Putra dari Habib Alwi bin Muhammad bin Idrus bin Salim Aljufri, Muhammad Syarif Aljufri, menegaskan bahwa Guru Tua merupakan simbol utama Alkhairaat yang harus dijaga kehormatannya oleh seluruh warga dan Abna Alkhairaat.

“Warga Alkhairaat mesti prihatin dan bersikap terhadap kasus ini. Yang dihina Plered itu Guru Tua, dialah simbol Alkhairaat yang sebenarnya. Harus kita jaga,” ujar Muhammad Aljufri, Kamis (30/10/2025).

Menurutnya, Alkhairaat sebagai lembaga bisa mengalami perubahan, baik dari sisi struktur maupun aturan organisasi, namun peran Guru Tua dalam mendirikan dan membesarkan Alkhairaat tidak bisa digantikan oleh siapa pun.

“Tiada satu pun, baik dari keluarga maupun Abna, yang menyamai apa yang sudah dilakukan Guru Tua. Kalau bukan jasa beliau, entah kita semua jadi seperti apa sekarang ini,” tutur Komisaris PT Media Alkhairaat Online tersebut.

Muhammad Aljufri juga mengimbau Kapolri dan Polda Sulawesi Tengah untuk serius menangani kasus dugaan penistaan terhadap Guru Tua yang melibatkan Fuad Plered.

“Guru Tua tidak butuh pengakuan, tapi apa yang beliau buat untuk bangsa ini nyata adanya. Negara harus hadir membelanya,” tegasnya.

Selain itu, ia menyampaikan apresiasi kepada Ustaz Husen Habibu dan Aliansi Abna Peduli Guru Tua yang terus berjuang mengawal proses hukum kasus Fuad Plered.

“Kami berterima kasih atas kegigihan mereka menjaga marwah dan martabat Guru Tua sebagai simbol Alkhairaat,” pungkasnya.*