PALU, CS – Partai Persatuan Indonesia (Perindo) menjadi salah satu partai pengusung pasangan calon (Paslon) Wali Kota dan Wakil Wali Kota Palu, Hidayat- Habsa Yanti Ponulele.
Untuk kepentingan pemenangan kandidat yang diusungnya, pengurus Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Perindo Kota Palu all out melakukan konsolidasi di lini lapangan.
Ketua DPC Perindo Palu, Andrianto Gultom menyebut, pihaknya kini menggenjot sosialisasi dengan pola ‘dor to dor’. Menyampaikan informasi mengenai keunggulan Paslon yang mereka usung langsung kepada masyarakat. Untuk konsolidasi, Perindo ujarnya mengerahkan seluruh pengurus dalam struktur serta mantan Calon Legislatif (Caleg) untuk terjun ke lapangan.
“Kita konsolidasi menjelaskan visi misi kandidat yang kami usung,” kata Gultom, sapaan akrabnya.
Pola dor to dor menurutnya cukup efektif dilakukan. Agar informasi mengenai program dan visi misi Paslon Hidayat-Habsa Yanti Ponulele atau dikenal dengan tag line H2P bisa utuh sampai ke masyarakat.
Pola inipun memberi gambaran tentang respon masyarakat mengenai seluruh kandidat Paslon wali kota dan wakilnya.
“Alhamdulillah mayoritas masyarakat yang kami datangi memberi informasi bahwa mereka ingin pemimpin lama karena dianggap lebih berpengalaman,” ungkapnya.
Dia mengaku tidak sulit bagi Perindo menjelaskan semua program yang akan dilaksanakan Paslon H2P yang notabene adalah petahana ini. Karena umumnya masyarakat telah merasakan program yang pernah dilaksanakan Wali Koa Palu Hidayat.
Misalnya program pendidikan gratis dari jenjang TK, SD dan SMP. Demikian halnya kesehatan gratis melalui program puskesmas nomoni yang memberi akses kesehatan gratis ditingkat Puskesmas dari pukul 16.00 sampai 20.00wita.
“Kami merasa lebih muda membawa pasangan Petahana. Masyarakat menyambut dengan baik mungkin program pendidikan dan kesehatan gratis itu,” jelasnya.
Iapun mengaku pola dor to dor juga memberi informasi bahwa isu penanganan bencana yang kerap menjadi bahan kampanye negatif bagi rival petahana, tidak banyak berpengaruh. Karena ucap Gultom masyarakat umumnya telah memahami kendala yang terjadi jika ada program penanganan yang lambat terealisasi.
“Contohnya soal penyediaan lahan Huntap di Kelurahan Talise dan Petobo itukan berjalan lambat karena ada sekelompok orang yang mengklaim lahan itu,” paparnya.
Sebagian besar masyarakat yang mereka temui pun, mengaku bahwa hak-hak masyarakat dalam kaitan penanganan dampak bencana alam telah berjalan baik dan sudah terealisasi. Contohnya penyaluran dana stimulan perbaikan rumah rusak. Mayoritas masyarakat yang menjadi korban telah menerima dana tersebut.
Meski belum 100persen tersalur, masyarakat yang mereka datangi pun lanjut Gultom, faham mengapa hal itu bisa terjadi. Bahwa penyaluran stimulan tidak boleh serampangan agar tidak beresiko hukum.
“Soal stimulan ini, masyarakat sudah paham. Jadi isu ini tidak penting lagi diambil pusing,”ujarnya optimis.
Dari pola demikian, Gultom berhemat, bahwa H-30 pungut hitung pemilihan, pihaknya sudah mendapat gambaran kemenangan Palson petahana. Karena itu ia berpesan masyarakat harus idealis dalam menentukan pilihan.
“Jangan menggadaikan suara hanya karena iiming-imingi uang atau sembako,”ujarnya.
Gambaran tentang respon publik yang menginginkan kembali Paslon H2P menjadi Wali Kota dan Wakil Wali Kota periode selanjutnya ia perkuat dengan hasil survei internal.
Dimana Paslon H2P kini menunjukkan elektabilitas dengan persentase 37,6 persen. Kemudian disusul Paslon urut 2, Hadianto Rasid-Renni Lamadjido sebesar 23,63 persen. Lalu Paslon urut 4, Imelda-Arena sebesar 20,90 persen dan Paslon urut 1, Aristan-Mahyudin sebesar 9,70 persen dengan persentase jumlah pemilih yang belum menetukan pilihan sebesar 8,71 persen. (TIM)