Terlibat Tawuran Karena Futsal, Mahasiswa Teknik Sipil dan Teknik Mesin Untad Berdamai

Ketua Himpunan Teknik Sipil dan Himpunan Teknik Mesin foto bersama Rektor Untad, Prof. Dr. Ir. Mahfudz, MP dan Wakil Rektor Bima Untad Dr. Ir. Sagaf, MP usai mengikuti mediasi, di Rektorat Untad, Rabu 30 November 2022 (FOTO : Istimewa)

PALU, CS – Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan (Warek Bima) Universitas Tadulako (Untad),  Dr. Ir. Sagaf, MP menegaskan, bahwa konflik antar dua kelompok himpunan di Fakultas Teknik, Selasa 29 November 2022malam, murni diakibatkan adanya kesalahpahaman di pertandingan futsal.

Kedua himpunan itu yakni Himpunan Teknik Sipil dan Himpunan Teknik Mesin sempat terjadi tauran setelah keduanya mengikuti pertandingan futsal. Beruntung cepat mendapatkan penanganan dari pihak keamanan kampus, sehingga tidak berujung fatal.

Bacaan Lainnya
Baca Juga :  Setujui Ranperda Perubahan Perda Lalulintas dan Angkutan Jalan, Fraksi PKB Minta Penjelasan Walikota Atasi Parkir Liar

Namun akibat tawuran tersebut, pihak fakultas mengambil sikap untuk meliburkan sementara waktu kegiatan akademik di fakultas itu,  guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

“Kami sangat sesalkan peristiwa ini, inilah yang sangat menyedihkan, dari gesekan kecil non akademik terjadi gesekan yang berimbas pada kegiatan akademik. Ini merugikan mahasiswa lain,”sebut Warek Bima, Sagaf, Rabu (30/11).

Untuk itu, pihak rektorat dan fakultas melakukan mediasi dan mempertemukan pimpinan kedua himpunan untuk menyelesaikan masalah tersebut.

Dari mediasi itu, kedua pimpinan himpunan bersepakat untuk menyelesaikan gesekan itu secara kekeluargaan dan saling memaafkan, sebagai satu keluarga Untad.

Baca Juga :  Sisa Setahun Menjabat, Wali Kota Palu Harap Program Kota Cerdas Segera Terwujud

Warek Bima meminta kepada semua pihak untuk berjiwa besar, tidak ada lagi konflik. Karena menurutnya, jiwa besar saling memaafkan itu dilahirkan dari sikap kepemimpinan Tadulako. Karena menurutnya, tidak ada manusia yang tidak memiliki kesalahan, serta harus menyadari bahwa konflik itu lebih besar mudaratnya dari pada kebaikannya.

“Untuk itu Ketua BEM Fakultas diminta harus bisa menjaga kestabilan di Fakultas Teknik dan lembaga kemahasiswaan. Kalau kita tidak sepakat, tentunya akan dibawah ke isu yang lain, kita diprovokasi kemudian mengakibatkan saling curiga, bermusuhan dan seterusnya,” tandas Warek Bima. **

Pos terkait