SULTENG,CS – Mantan Ketua DPW NasDem Sulteng Atha Mahmud dan kader NasDem, Hamdin, mengutarakan alasan yang sama hingga harus hengkang dari partai yang lama mereka besarkan bersama.

Hamdin mengaku ia tidak tercatat dalam struktur pengurus DPW NasDem Sulteng ketika diketuai Nilam Sari Lawira. Namun sewaktu dijabat Atha Mahmud, ia menjabat sebagai Wakil Ketua Bidang Media DPW NasDem.

Sementara Atha menyebut dirinya menjabat ketua dewan pakar setelah digantikan Nilam Sari Lawira.

Dalam keterangan persnya, Senin 8 Mei 2023 keduanya berasalan meninggalkan NasDem Sulteng sebagai bentuk otokritik bagi partai ini. Bukan karena Baper.

“Alasan yang menonjol adalah otokritik ke Nasdem. Jadi bukan karena saya tidak diakomodir menjadi Caleg karena memang saya tidak pernah daftar untuk itu,”ungkap Hamdin.

Otokritik yang ia maksud jelas Hamdin adalah bagaimana kemudian NasDem yang telah merebut kekuasaan politik namun tidak melahirkan pikiran dan gagasan individu dan partai dalam bentuk kebijakan pembangunan daerah.

“Begitu kekuasaan diperoleh bukan penuhi janji politik, malah buat janji politik baru,”tegas Hamdin.

Hamdin juga menanggapi soal tanggapan personal NasDem yang menyebut bawa perasaan (Baper) hingga harus pindah ke Partai Perindo.

“Jadi tidak ada bawa perasaan sama sekali. Karena ini bukan koreksi pikiran per individu melainkan partai,”sebutnya.

Lebih rinci ia menegaskan bahwa saat ini Nasdem Sulteng tidak mampu lagi mengkapitalisasi tujuan restorasi. Janji restorasi menurutnya menjadi tinggal barang semu.

“Harusnya itu terperinci misalnya soal ketenaga kerjaan atau bagaimana membangun Sulteng lebih baik,”paparnya.

Sebagai kader, Hamdin mengaku ia tidak pernah pamit meninggalkan NasDem. Ia langsung saja menyatakan sikap. Terlebih sebelum mundur KTAnya memang telah dicabut.

Lanjut Hamdin, bergabung di Perindo, ia telah punya rencana untuk calon legislatif di Kabupaten Parigi Moutong.

Atha Mahmud pun membenarkan dirinya telah bergabung di Perindo Sulteng. Namun untuk urusan ini Atha mengaku tidak dilandasi karena alasan pribadi.

“Ini hanya alasan terkait keyakinan secara politik. Saya tidak merasa mengecilkan NasDem karena saya pernah jadi bagian dalam pemenangan Nasdem di sejumlah kontestasi.
Jadi ini bukan Baper ya,”tegas Atha.

Menurut Atha, sejauh ini dirinya sudah berbeda pandangan politik dengan NasDem utamanya menyangkut bagaimana menyikapi kekuasaan yang telah direbut.

Ia berharap kepindahannya ke Perindo tidak perlu dipersoalkan. Karena prinsipnya semua Parpol berideologi sama hanya caranya saja yang berbeda tergantung Parpol bersangkutan.

Atha juga menilai, satu alasan kuat meninggalkan NasDem karena partai ini tidak pernah mengawal janji politik kepala daerah.

“Parpol tidak bisa mengawal visi misi. Seolah berposisi dengan kekuasaan yang ia menangkan,”tegas Atha.

Karena itu, Atha kembali menegaskan bahwa hengkangnya ia dari NasDem bukan dilandasi masalah pribadi apalagi jika harus disebut-sebut Baper.

“Saya kira pernyataan Baper itu adalah pernyataan bodoh,”katanya.

Atha sendiri pun nantinya berencana mencalonkan dirinya untuk DPRD Sulteng dari Daerah Pemilihan (Dapil) 6.

“Saya kira Perindo akan maju dan akan bergerak untuk menjadi besar. Karena ada banyak teman di Perindo,kami merasa bisa diterima dengan sepenuh hati,”pungkasnya (TIM).