Prof. Zainal Abidin Sampaikan Riwayat Toleran Guru Tua pada Abnaul Khairaat Ampana

Ketua FKUB Sulteng Prof. Zainal Abidin pembawa hikmah halal bi halal, di halaman Pondok Pesantren Alkhairaat Wayau, Senin 29 Mei 2023 malam. (FOTO : Istimewa)

TOUNA, CS – Keluarga Besar Alumni Alkhairaat Ampana melaksanakan halal bi halal dan temu alumni lintas generasi, di halaman Pondok Pesantren Alkhairaat Wayau, Senin 29 Mei 2023 malam.

Hadir dalam kegiatan tersebut Ketua FKUB Sulteng Prof. Zainal Abidin sebagai pembawa hikmah, Ketua DPRD Tojo Una Una Mahmud Lahay, habaib dan para guru Alkhairaat.

Bacaan Lainnya
Baca Juga :  Jika Terpilih di Pilgub Sulteng, Ahmad Ali-Abdul Karim Aljufri Janji Gaji Honorer Sesuai UMR

Prof. Zainal Abidin dalam hikmah halal bi halal menjelaskan, alumni Alkhairaat atau yang pernah belajar di madrasah-madrasah Alkhairaat adalah pribadi yang mengedepankan akhlak, dan memiliki kedalaman ilmu agama. Sangat toleran dengan penganut agama lain. Tidak mudah membid’ah-bidahkan pemahaman kelompok agama lain.

“Itu bukan tipe yang diajarkan oleh Habib Idrus, bahkan Habib Idrus bin Salim Al Jufri megajarkan Abnaul bisa bekerja sama dengan non muslim,” ujar Prof. Zainal Abidin.

Prof. Zainal mengatakan, dalam riwayat Habib Idrus bisa memanggil seorang guru matematika non muslim. Artinya kata dia, Islam itu adalah agama yang santun, agama yang ramah dan Islam bisa bersahabat dengan siapa saja.

Baca Juga :  FKUB Sulteng Satukan Pemuda Lintas Agama di Tentena

“Pada satu saat nanti diharapkan banyak orang yang akan belajar Islam di Indonesia, karena Islam di Indonesia ini terkenal dengan Islam yang ramah, Islam yang santun, Islam yang bisa bersahabat dengan siapa saja,” katanya.

Ia membandingkan di negara-negara Arab, Islam paling berhadapan dengan dua agama yakni Katolik dan Kristen. Tetapi di Indonesia Islam berhadapan dengan 5 agama, yakni Kristen, Katolik, Hindu, Budha dan Konghucu, namun  kehidupan umat beragama di nusatara rukun dan damai.

“Belum kita bicara sekte-sekte di dalam agama apalagi di Islam juga banyak, ya ada Nu, ada Muhammadiyah dan yang lain lain,”  terangnya. (NN)

Pos terkait