PARIMO, CS – Syafyudin Syahrial Paninco, alias Pudin, mantan narapidana kasus terorisme yang sebelumnya terlibat dalam jaringan teroris di Kabupaten Parigi Moutong, kini menunjukkan perubahan signifikan.
Pudin, yang pernah menjadi penyuplai bahan peledak untuk kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pada tahun 2019, kini berkomitmen untuk mendukung keamanan wilayahnya.
Pudin ditangkap oleh Densus 88 Anti Teror pada Februari 2020 di Desa Paranggi, Kecamatan Ampibabo, Parigi Moutong. Ia terbukti terlibat dalam tindak pidana terorisme dan berencana bergabung dengan kelompok MIT Poso. Atas perbuatannya, Pudin dijatuhi hukuman penjara selama empat tahun. Namun, ia hanya menjalani tiga tahun masa tahanan setelah mendapatkan remisi satu tahun.
Pudin dibebaskan dengan status Pembebasan Bersyarat (PB) pada 25 Maret 2023 dan kini kembali tinggal di Desa Paranggi.
Setelah kembali ke masyarakat, Pudin mulai membantu orang tuanya dalam usaha jual beli buah-buahan.
Ia juga terlibat dalam pembelian solar di SPBU Ampibabo menggunakan barcode kapal keluarganya yang diperuntukkan untuk kebutuhan kelompok nelayan. Selain itu, ia memiliki kebun mangga seluas 50 are, meskipun saat ini kebunnya belum menghasilkan.
Dalam upaya mendukung stabilitas dan keamanan, Pudin telah berjanji untuk membantu aparat keamanan, khususnya Satgas Madago Raya, dengan melaporkan hal-hal mencurigakan yang berpotensi mengarah pada tindakan terorisme di wilayah Parigi Moutong. Perubahan sikapnya ini disambut baik oleh masyarakat setempat.
Pudin kini lebih terbuka terhadap masyarakat sekitar dan tidak lagi memilih-milih guru atau ustadz dalam belajar ilmu agama, selama ajaran yang diberikan tidak mengarah kepada pemahaman radikal. Hal ini menunjukkan upayanya untuk meninggalkan masa lalunya dan menjalani hidup yang lebih baik.
Perubahan Pudin menjadi contoh bagaimana upaya rehabilitasi dan integrasi sosial dapat berhasil, serta pentingnya peran masyarakat dalam mendukung mantan napi untuk kembali berkontribusi positif di lingkungan mereka. *
