BANGGAI, CS – Suku Bajau menggelar Kongres Internasional yang dihadiri oleh delegasi dari 14 provinsi di Indonesia serta komunitas serumpun dari negara-negara ASEAN seperti Thailand, Malaysia, Filipina, dan Singapura, Jum’at 13 Desember 2024.
Acara yang berlangsung di Hotel Estrella, Luwuk, Kabupaten Banggai, ini juga mendapat dukungan dari delegasi UNESCO dalam upaya pelestarian budaya maritim.
Presiden Keluarga Kerukunan Sama-Bajau, Dr. Ir. Abdul Manan, dalam sambutannya pada Jumat pagi, 13 Desember 2024, menegaskan pentingnya menjaga budaya maritim sebagai aset bersama.
“Budaya Sama-Bajau bukan hanya milik satu bangsa, tetapi menjadi warisan bersama yang menghubungkan komunitas maritim ASEAN. Ini adalah kesempatan untuk meneguhkan identitas budaya, sekaligus mempromosikan praktik ekonomi yang berkelanjutan,” ujar Abdul Manan.
Kongres yang berlangsung hingga 15 Desember 2024 ini menghadirkan berbagai diskusi, pertunjukan seni tradisional, dan pameran budaya maritim. Momentum kongres kali ini diharapkan dapat menjadi peta jalan dalam memperkuat pelestarian budaya Sama-Bajau, baik di tingkat nasional maupun internasional, serta membuka peluang kolaborasi ekonomi dan pariwisata lintas negara.
Kepala Balai Pelestarian Wilayah XVIII Kementerian Kebudayaan, Muhammad Tang, turut menyampaikan harapannya agar kongres ini menjadi tonggak penting dalam memperkuat posisi Indonesia sebagai pusat budaya maritim dunia.
“Tradisi Sama-Bajau merupakan bagian integral dari budaya Nusantara. Melalui kongres ini, kita mempromosikan tradisi tersebut ke tingkat internasional,” kata Tang.
Peserta kongres yang berjumlah sekitar 80 orang, sebagian besar merupakan anggota Suku Bajau yang berprofesi sebagai nelayan, membahas topik-topik penting seperti pengetahuan tradisional Suku Bajau terkait maritim dan konservasi lingkungan.
Selain itu, mereka juga mendalami kebudayaan maritim Suku Bajau yang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan mereka selama berabad-abad.
Kongres ini menjadi wadah bagi komunitas Bajau untuk memperkenalkan serta melestarikan kebudayaan mereka di kancah global, sekaligus menjadi inspirasi bagi upaya pelestarian kebudayaan berkelanjutan yang dapat memberi manfaat ekonomi, sosial, dan budaya bagi seluruh masyarakat. (AMLIN)