PALU, CS – Kasus Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) di Sulawesi Tengah (Sulteng) mengalami lonjakan signifikan pada tahun 2024, dengan total 305.191 kasus, naik 16% dari tahun 2023 yang mencatat 262.160 kasus.

Kabupaten Morowali menjadi wilayah dengan jumlah kasus tertinggi di Sulteng, yakni 57.190 kasus, sementara Banggai Laut mencatat angka terendah dengan 3.265 kasus.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Sulteng, puncak kasus ISPA terjadi pada bulan Juni 2024 dengan 38.441 kasus, sementara bulan Desember menjadi periode terendah dengan 20.226 kasus. Tren ini mirip dengan tahun sebelumnya, di mana puncak kasus juga terjadi pada bulan Juni dengan 31.859 kasus.

Kabid Pengendalian Penyakit Dinkes Sulteng, dr. Jumriani, mengungkapkan bahwa peningkatan kasus ISPA pada pertengahan tahun kemungkinan besar dipengaruhi oleh musim kemarau dan buruknya kualitas udara.

“Selain faktor cuaca, musim dingin juga menjadi salah satu penyebab utama peningkatan kasus ISPA,” ujarnya.

Ia mengingatkan masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dan menjaga pola hidup bersih dan sehat.

“Menggunakan masker, menjaga kebersihan, dan mencuci tangan secara rutin sangat penting untuk mencegah penularan ISPA,” tambahnya.

Kota Palu juga mencatat peningkatan signifikan, dari 38.039 kasus pada tahun 2023 menjadi 45.993 kasus di tahun 2024. Secara umum, tren kasus ISPA cenderung menurun di akhir tahun, tetapi angka total tetap menunjukkan peningkatan tahunan yang memerlukan perhatian serius.

Dinas Kesehatan Provinsi Sulteng terus menggalakkan edukasi masyarakat terkait pencegahan ISPA, termasuk mengimbau masyarakat untuk segera memeriksakan diri jika mengalami gejala berat seperti demam tinggi dan sesak napas. *