PALU, CS – “Scroll terus nggak bikin kaya, tapi satu ide yang kamu eksekusi bisa ubah hidupmu” Kalimat itu menjadi pembuka paling menggugah dalam Workshop Ekonomi Kreatif bertema “Peran Digitalisasi dan Gen Z dalam Membangun Ekonomi Kreatif Berbasis Kearifan Lokal” yang digelar Himpunan Mahasiswa Manajemen (HMM) Fakultas Ekonomi Universitas Alkhairaat (Unisa) Palu, di Kampus Fakultas Ekonomi Unisa, Kamis (22/5/2025).

Kegiatan ini menghadirkan narasumber, Riyan Muhamad L. Djalalembah, dosen muda yang dikenal aktif mendorong mahasiswa terjun ke dunia kewirausahaan digital.

Dalam pemaparannya, Riyan menyebut Generasi Z sebagai lokomotif baru ekonomi kreatif Indonesia.

“Gen Z punya modal besar: mereka melek digital, punya akses teknologi, dan ide-ide segar. Tinggal kemauan untuk mulai dari hal kecil dan lokal,” kata Riyan di hadapan puluhan mahasiswa peserta workshop.

Riyan juga mendorong peserta untuk memanfaatkan media sosial, e-commerce, hingga strategi storytelling dan user generated content, sebagai langkah awal membangun merek dan produk kreatif berbasis budaya lokal.

Kegiatan ini, menurut Dekan Fakultas Ekonomi, Dr. Muhammad Umar, merupakan bagian dari upaya menghubungkan teori di bangku kuliah dengan realitas lapangan, terutama bagi mahasiswa yang sedang mengikuti KKN atau merintis usaha.

“Kami ingin mahasiswa tak hanya belajar, tapi mulai bergerak. Ekonomi kreatif bisa jadi ruang aktualisasi dan pengabdian yang nyata,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua HMM, Ahmadyani, berharap workshop ini menjadi pemantik semangat wirausaha di kalangan mahasiswa. Ia juga menekankan pentingnya inovasi yang tetap berpijak pada nilai-nilai kearifan lokal.

“Semoga teman-teman bisa membawa pulang ide, lalu benar-benar mengeksekusinya menjadi sesuatu yang bermanfaat, baik untuk diri sendiri maupun masyarakat,” katanya.

Workshop ini juga menghadirkan kisah-kisah inspiratif dari pelaku usaha muda Gen Z, seperti pemilik brand olahan pisang lokal yang viral di media sosial hingga band indie daerah yang sukses menembus panggung nasional.

Ketua panitia, Aisyah Afifah, mengatakan bahwa kegiatan ini dirancang tidak hanya sebagai ruang belajar, tetapi juga ruang tumbuh.

“Kami ingin mahasiswa sadar bahwa potensi itu ada di sekitar. Tinggal bagaimana kita melihat, mengemas, dan menjualnya dengan cara yang kreatif,” ujarnya.

Kata Aisyah, dengan sentuhan teknologi dan semangat inovasi, mahasiswa diharapkan dapat menjadi aktor utama dalam membangun ekonomi kreatif yang relevan, membumi, dan berkelanjutan.

Editor : Yamin