LUTIM, CS – Kebocoran pipa minyak yang berdampak pada sejumlah desa di Kecamatan Towuti, Kabupaten Luwu Timur (Lutim), menjadi tantangan yang memerlukan kebersamaan semua pihak.

Masyarakat, pemerintah, tenaga teknis, dan PT Vale Indonesia Tbk (PT Vale) bergerak bersama mempercepat proses pemulihan sejak hari pertama kejadian.

Hingga hari keenam, warga dari Desa Langkea Raya, Lioka (Dusun Malindoe), Baruga, Matompi, dan Timampu turun langsung membantu membersihkan bantaran sungai dan area persawahan yang terdampak.

PT Vale memastikan seluruh aktivitas dilakukan sesuai standar keselamatan dengan membekali masyarakat pembekalan teknis di lapangan.

“Sebagai warga kampung di sini, kami merasa terpanggil untuk ikut membantu agar pemulihan lebih cepat. Ini kampung kami, mari kita jaga bersama. Kami percaya PT Vale juga hadir sebagai bagian dari kehidupan di sini,” ujar Batteng, warga Langkea Raya.

Bupati Lutim, Irwan Bachri Syam, menyampaikan lima desa yang terdampak atas peristiwa itu. Namun, bupati mengapresiasi semangat kebersamaan antara masyarakat, pemerintah, dan PT Vale dalam pemulihan tersebut.

“Kita harus menunggu hasil resmi investigasi, bukan berspekulasi. Yang jelas, kebersamaan ini adalah modal besar bagi Towuti untuk bangkit kembali,” ujar Irwan,dalam konferensi per, di Kantor Camat Lioka, Kamis (28/8/2025).

Irwan juga menambahkan bahwa sinergi ini memperkuat ketahanan daerah menghadapi tantangan serupa di masa mendatang, sekaligus mengapresiasi keterbukaan PT Vale yang hadir bersama masyarakat selama proses pemulihan.

Direktur sekaligus Chief Sustainability & Corporate Affairs Officer PT Vale, Budiawansyah, menegaskan bahwa masyarakat dan lingkungan menjadi prioritas utama perusahaan.
“Kami telah menyusun rencana pemulihan sosial dan lingkungan yang komprehensif dengan melibatkan para ahli di bidangnya. Ini adalah tanggung jawab moral kami sekaligus pembelajaran penting agar kesiapsiagaan ke depan semakin kuat. Dengan sinergi pemerintah, masyarakat, dan PT Vale, kami percaya Towuti bisa bangkit kembali,” ujarnya.

Investigasi penyebab kebocoran pipa minyak Marine Fuel Oil (MFO) masih berlangsung dan diperkirakan selesai 5 September 2025, sebelum pemerintah merilis hasil resmi dan langkah tindak lanjut.*

Editor: Yamin