PALU, CS – Gubernur Sulawesi Tengah (Sulteng), Anwar Hafid, menegaskan bahwa penguatan lembaga adat menjadi salah satu prioritas pembangunan daerah yang tertuang dalam visi-misi Berani, khususnya melalui pilar Berani Berkah.
Penegasan ini disampaikan saat menerima audiensi pengurus Badan Musyawarah Adat (BMA) Provinsi Sulteng, di ruang kerjanya, Selasa (2/9/2025).
Pertemuan yang juga menjadi ajang silaturahmi ini membahas rencana pelaksanaan Musyawarah Daerah BMA.
Dalam sambutannya, Anwar menyampaikan apresiasi sekaligus harapan agar lembaga adat semakin berperan strategis dalam menjaga nilai-nilai religius dan kearifan lokal di daerah.
“Berani Berkah adalah program yang menekankan nilai-nilai religius dan kearifan lokal. Karena itu, lembaga adat kita harus menjadi salah satu pilar pembangunan daerah. Saya meyakini BMA memiliki peran strategis dalam menjaga nilai-nilai tersebut,” ujarnya.
Anwar juga menyoroti praktik hukum adat yang hingga kini masih relevan dan ditaati masyarakat, mulai dari penyelesaian tindak pidana ringan hingga pengelolaan lingkungan berbasis keputusan adat.
“Kalau ini bisa kita hidupkan kembali, maka adat benar-benar menjadi kekuatan moral dan sosial dalam masyarakat kita,” tegasnya.
Ia menekankan pentingnya memperkuat simbol, struktur, dan legitimasi kelembagaan adat sejalan dengan Pasal 18B UUD 1945 yang mengakui hak-hak masyarakat hukum adat.
Politisi Partai Demokrat itu juga mencontohkan keberhasilan Kota Palu yang mengatur kelembagaan adat melalui Perda Nomor 9 Tahun 2016 tentang Kelembagaan Adat Kaili, yang bahkan mendapat penghargaan Restorative Justice dari Jaksa Agung RI tahun 2023.
Menutup pertemuan, Gubernur mengajak seluruh pihak menjaga kebersamaan dalam bingkai kearifan lokal dan keberagaman.
“Dimana bumi dipijak, di situ langit dijunjung. Siapa pun yang datang ke Sulawesi Tengah harus merasakan keamanan dan kenyamanan. Bersatu kita kuat, bersama-sama kita teguh,” pungkasnya.
Editor: Yamin