PALU, CS – Program Berani Sehat yang digagas Gubernur Sulawesi Tengah (Sulteng), Anwar Hafid, bersama Wakilnya, Reny A. Lamadjido, menunjukkan dampak signifikan di sektor pelayanan kesehatan.
Sejak diberlakukan tujuh bulan lalu, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Undata Palu mencatat lonjakan pasien yang tajam.
Gubernur Anwar Hafid mengungkapkan, sebelum program Berani Sehat berjalan, RSUD Undata hanya melayani sekitar 200 hingga 300 pasien per hari. Kini, jumlah itu meningkat menjadi 700 hingga 800 pasien setiap harinya.
“Lonjakan ini bukan sekadar angka. Ini bukti nyata bahwa masih banyak masyarakat yang sebelumnya menahan sakit karena takut tidak mampu membayar biaya pengobatan. Kini, dengan hanya menunjukkan KTP, mereka sudah bisa berobat,” ujar Anwar, Senin (6/10/2025).
Ia menambahkan, Berani Sehat merupakan bentuk nyata keberpihakan pemerintah terhadap masyarakat kecil. Dalam tujuh bulan, lebih dari 102.000 warga Sulawesi Tengah telah memanfaatkan layanan kesehatan melalui program ini, dengan total biaya pelayanan yang ditanggung Pemerintah Provinsi hampir mencapai Rp50 miliar.
“Kalau sekarang rumah sakit penuh, itu artinya rakyat kita sudah tidak takut berobat lagi. Dulu mereka memilih diam di rumah karena tidak punya biaya. Sekarang, berkat Berani Sehat, mereka kembali punya harapan untuk sembuh tanpa harus menjual harta benda,” kata Anwar.
Melihat antusiasme masyarakat yang tinggi, Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah berkomitmen untuk memperkuat layanan kesehatan. Ke depan, Pemprov akan mendorong peningkatan kapasitas RSUD Undata agar menjadi rumah sakit bertaraf internasional, baik dari sisi fasilitas maupun kualitas pelayanan.
“RSUD Undata akan kita kembangkan menjadi rumah sakit kebanggaan Sulawesi Tengah, dengan fasilitas modern dan layanan berstandar internasional. Kita ingin rakyat Sulteng mendapatkan pelayanan kesehatan terbaik di tanahnya sendiri,” tegasnya.
Sementara itu, Direktur RSUD Undata Palu, drg. Herry Mulyadi, M.Kes., menyampaikan apresiasi terhadap seluruh tenaga medis yang terus bekerja penuh dedikasi di tengah lonjakan pasien.
“Kami berhadapan langsung dengan manusia yang sakit, dan tentu saja kami juga manusia yang bisa lelah. Tapi semangat kami tidak padam. Kami tidak alergi kritik, namun kami mohon agar kritik disampaikan dengan empati, bukan dengan hujatan,” ujar Herry dengan nada haru.
Ia memastikan tidak ada penolakan terhadap pasien meski kapasitas ruang rawat hampir selalu penuh. Melalui aplikasi Sehati (Sistem Elektronik Jaminan Kesehatan Terintegrasi), pelayanan kesehatan kini berlangsung lebih cepat dan transparan.
“Program Berani Sehat sungguh luar biasa. Kami melihat sendiri bagaimana banyak kepala keluarga yang dulu terbaring lemah kini bisa kembali produktif. Dukungan Bapak Gubernur dan Ibu Wakil Gubernur yang selalu hadir memberi semangat menjadi sumber kekuatan bagi kami semua,” pungkasnya.
Editor: Yamin