Prof. Zainal Jadi Pembicara di Sekolah Teologia GPdI Toraja

Prof. KH. Zainal Abidin (tengah) foto bersama peserta dialog, di GPdI Toraja, di Desa Rinding Batu, Kecamatan Kesu, Kamis 22 September 2022 malam. (FOTO : channelsulawesi.id)

TORAJA UTARA, CS – Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng), Prof. KH. Zainal Abidin didapuk menjadi pembicara di Sekolah Teologia Gereja Pantekosta di Indonesia (GPdI) Toraja, di Desa Rinding Batu, Kecamatan Kesu, pada Kamis 22 September 2022 malam.

Prof. Zainal dalam kesempatan itu menyampaikan beberapa gagasan dan pemikiran terkait wawasan kebangsaan, kepada puluhan siswa yang nantinya akan menjadi pemimpin agamanya.

Bacaan Lainnya
Baca Juga :  28 Personil Polres Tolitoli Amankan Tiga SPBU Pasca Kenaikan BBM

Ia menekankan, bahwa tujuan seluruh anak bangsa untuk membangun persaudaraan kemanusiaan dan persaudaraan antar umat beragama adalah untuk menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

“Mari kita membangun persaudaraan kemanusiaan. Untuk apa itu supaya negara kesatuan republik Indonesia ini tetap utuh dan kita tetap bersahabat. Membangun persaudaraan kemanusiaan, membangun persaudaraan antar umat beragama untuk menjaga keutuhan republik Indonesia” kata Prof. Zainal Abidin.

Rais Syuriyah PBNU memaknai bahwa warga bangsa diberikan kebebasan beragama, dipahami sebagai kebebasan beragama dengan cara menghargai dan menghormati hak orang lain. Lebih jauh ia menjelaskan mengembangkan ajaran agama, dan mendakwahkannya dibolehkan sebagai kebebasan beragama. Tetapi kata dia, beragama dengan cara menghargai dan menghormati orang yang berbeda keyakinan keagamaan.

Baca Juga :  Ketua FKUB Sulteng Ingatkan Calon Kepala Daerah Berikan Keteladanan Berpolitik

“Hargai perbedaan itu karena dengan perbedaan itu kita bisa bersatupadu dan bisa bersaudara, dan dengan keluasan wawasan kita tidak saling menghina meskipun memiliki perbedaan dan lebih mengedapankan persamaan” imbuhnya.

Ketua MUI Kota Palu itu menyatakan mengakui agama yang dianut adalah wajib. Karena menurut dia tidak mungkin seseorang beragama kalau tidak percaya apa yang dianutnya itu benar. Tetapi lanjut dia, yang tidak boleh itu adalah menyalahkan keyakinan atau agama orang lain.

“Harus memahami perbedaan, Kalau anda tidak bisa menghargai dan menghormati orang lain karena berbeda agama maka hormatilah bahwa dia cipataan Tuhan” jelasnya.

Baca Juga :  Jum'at Curhat, Kapolsek Terima Usulan dan Saran

Diujung pidatonya Guru Besar UIN Datokarama Palu memberikan pesan atau quotes kepada para siswa. Tidak perlu menjadi benar dengan menyalahkan orang lain. Tidak perlu menjadi baik dengan menjelekkan orang lain. Tidak perlu menjadi tinggi dengan merendahkan orang lain. Jadilah pribadi yang baik engkau tetap bercahaya di manapun engkau berada. (NN)

Pos terkait