Pemkab Banggai Targetkan Produksi Beras Premium di Tahun 2025 untuk Tingkatkan Kesejahteraan Petani

Bupati Banggai, H. Amirudin Tamoreka. (Foto : Istimewa)

BANGGAI, CS – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banggai menargetkan produksi beras premium dapat dinikmati oleh masyarakat pada tahun 2025. Inisiatif ini diharapkan tidak hanya meningkatkan kualitas pangan, tetapi juga pendapatan dan kesejahteraan para petani setempat.

Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas TPHP Kabupaten Banggai, Hendra Yarno Saadjad, SP.MP, menyatakan bahwa langkah ini merupakan tindak lanjut dari program kepemimpinan Bupati Amirudin dan Wakil Bupati Furqanuddin Masulili (AT-FM). Menurut Hendra, sesuai arahan Bupati, tahun depan produksi beras premium di Banggai harus sudah terealisasi.

Bacaan Lainnya
Baca Juga :  AT-FM Mampu Bawa Perubahan Signifikan di Kabupaten Banggai, Banyak Jalan Produksi Terdanai

“Sesuai arahan pak Bupati, targetnya tahun depan sudah harus ada produksi beras premium di Banggai,” ujarnya saat dikonfirmasi, Kamis 29 Agustus 2024.

Kabupaten Banggai saat ini telah memiliki penangkaran benih yang memadai, menjadikannya salah satu daerah yang sejajar dengan Kabupaten Parigi Moutong dalam ketersediaan benih di Sulawesi Tengah. Banggai bahkan telah mampu menyuplai benih untuk daerah lain, mengisi kebutuhan benih baik dalam maupun luar daerah.

Namun, untuk mencapai produksi beras premium, ada arahan khusus dari Bupati Amirudin kepada Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, untuk menggunakan benih berkualitas tinggi dari Balai Besar Suka Mandi, Jawa Barat. Benih yang akan digunakan adalah benih berlabel putih atau benih induk, yang dikenal memiliki kualitas unggul.

Baca Juga :  Terbang Perdana, Super Air Jet Buka Konektivitas Langsung Palu-Surabaya

Hendra menjelaskan bahwa produksi beras premium memerlukan penggunaan benih berlabel dengan kualitas terbaik, seperti label Putih (F1), Kuning (F2), Ungu (F3), dan Biru (F4). Saat ini, Banggai sedang melakukan penangkaran benih berlabel Ungu, yang dapat ditanam dua kali dalam satu musim. Saat ini, hasil produksi petani masih berada di kategori beras medium, di bawah kualitas premium.

Meskipun demikian, terdapat sejumlah kendala yang dihadapi petani, termasuk keterbatasan Sarana Produksi (Saprodi) seperti benih, pupuk, pestisida, serta alat dan mesin pertanian (alsintan). Tantangan lainnya adalah perubahan iklim yang memengaruhi musim tanam, yang dikenal dengan istilah Asep (April-September) dan Okmar (Oktober-Maret). Perubahan iklim sering menyebabkan pergeseran musim tanam di Banggai, menyulitkan petani untuk konsisten dalam produksi.

Baca Juga :  Untuk Penukaran Uang, BI Sulteng Buka Layanan SERAMBI di Taman GOR Palu

Di bawah kepemimpinan AT-FM, Pemkab Banggai telah berupaya meningkatkan produksi sekitar 5 persen dengan dukungan bantuan alat produksi dan pasca panen, meski kendala alsintan masih membayangi.

“Yang sedang dalam penangkaran benih dan produksi saat ini adalah beras medium,” jelas Hendra.

Meski begitu, ia optimis bahwa dengan penanganan yang tepat, target produksi beras premium akan tercapai.

Saat ini, rata-rata produksi padi di Banggai mencapai 90 ribu ton per tahun, sementara kebutuhan konsumsi masyarakat hanya 37 ribu ton. Dengan demikian, Kabupaten Banggai mengalami surplus beras sebesar 53 ribu ton, yang dapat dimanfaatkan untuk memperkuat ketahanan pangan lokal sekaligus membuka peluang pasar untuk beras premium di masa mendatang. (AMLIN)

Pos terkait