Dari Kuli Panggul Bantalan, 3 Periode di DPRD Palu

H. Nanang bersama isteri dan kedua anaknya, saat pelantikan anggota DPRD Kota Palu, Periode 2024-2029, Senin 9 September 2024. (Foto : istimewa)

Di balik gemerlap politik Kota Palu, terdapat kisah inspiratif yang tumbuh dari peluh dan kerja keras. H. Nanang, seorang pria kelahiran Kota Palu pada 18 Juli 1979, menapaki jalan panjang dari seorang kuli panggul kayu bantalan hingga menjadi anggota DPRD Kota Palu selama tiga periode berturut-turut.

Di usia 45 tahun, perjalanan hidupnya menggambarkan ketekunan, keuletan, dan integritas yang luar biasa, menginspirasi banyak orang yang mengenalnya.

Bacaan Lainnya

Sebelum terjun ke dunia politik, H. Nanang adalah seorang kuli panggul kayu bantalan. Pekerjaan ini bukanlah profesi yang gemerlap atau dipandang bergengsi, namun dari sanalah ia membangun karakternya, ketabahan, kejujuran, dan kerja keras yang tidak mengenal lelah. Ia menyokong keluarganya melalui jerih payahnya, tetapi di balik itu, ia juga membangun reputasi sebagai sosok yang dapat diandalkan. Bagi banyak orang, Nanang adalah cerminan dari keteguhan hati dan dedikasi.

Baca Juga :  Curhat Pilu Petani Garam Talise Dianak Tirikan Pemerintah Terungkap di Reses H. Nanang

Seiring berjalannya waktu, masyarakat mulai melihat potensi besar dalam dirinya. Kesederhanaan dan pengabdiannya menjadi magnet yang menarik dukungan dari berbagai kalangan. Mereka melihat bahwa sikap ulet dan integritas yang ditunjukkan Nanang selama bertahun-tahun adalah modal yang sangat berharga untuk membawa perubahan positif. Dukungan ini yang mendorongnya untuk terjun ke dunia politik pada tahun 2014, di daerah pemilihan (Dapil) 1 Kecamatan Palu Timur-Mantikulore.

Namun, Nanang tidak hanya mengandalkan keteguhan hati. Ia menyadari pentingnya pendidikan dalam memperkuat perjuangannya. Dengan penuh semangat, ia menyelesaikan pendidikan S1 di Universitas Tadulako, Fakultas Pertanian pada tahun 2011.

Kemudian, ia melanjutkan ke jenjang Magister Administrasi Publik di universitas yang sama dan berhasil lulus pada tahun 2019. Keberhasilan akademis ini memperkuat kemampuan profesionalnya dan, lebih dari itu, menambah kepercayaan masyarakat terhadap kemampuannya sebagai seorang pemimpin.

Baca Juga :  Minta Lurah Diganti, Warga Tondo Segel Kantor Kelurahan

Bergabung dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), H. Nanang dipercaya memegang peran penting sebagai Ketua DPC PKB Palu. Kerja keras dan kesungguhannya membawa hasil. Pada tahun 2014, masyarakat memilihnya menjadi anggota DPRD Kota Palu. Tidak berhenti di situ, ia terpilih kembali pada periode 2019 hingga 2024, sebuah bukti nyata dari kepercayaan dan dukungan masyarakat yang terus mengalir.

Mengabdi Lewat Berbagai Organisasi

Tak hanya di kancah politik, H. Nanang juga menunjukkan dedikasinya dalam berbagai organisasi. Sejak tahun 2017 hingga 2027, ia menjabat sebagai Ketua Kwartir Cabang Pramuka Kota Palu, membuktikan bahwa kepemimpinannya mampu merambah lintas bidang. Di dunia olahraga, ia memimpin Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Cabang Kota Palu dari 2017 hingga 2022, dan kemudian sebagai Ketua FPTI Sulawesi Tengah hingga 2027. Sebagai Sekretaris Palang Merah Indonesia Cabang Kota Palu hingga tahun 2025, H. Nanang terus menunjukkan komitmennya terhadap kerja sosial dan kemanusiaan.

Baca Juga :  Kisah Inspiratif Karamah Guru Tua Meredam "Amarah" Gelombang Tsunami di Teluk Palu

Dalam sebuah wawancara, ketika ditanya tentang rahasia di balik kesuksesannya, H. Nanang dengan rendah hati mengutip Marie Forleo, “Keberhasilan tidak datang dari apa yang kamu lakukan sesekali, tetapi dari apa yang kamu lakukan secara konsisten.” Bagi Nanang, ini lebih dari sekadar kutipan, ini adalah prinsip hidup yang telah ia jalani selama bertahun-tahun.

Kisah H. Nanang adalah kisah tentang seorang pria yang melampaui batasan-batasan kehidupannya, yang menunjukkan bahwa asal-usul bukanlah penghalang untuk mencapai hal-hal besar. Dengan kerja keras, kesetiaan, dan dedikasi yang tulus, ia terus menjadi inspirasi bagi masyarakat Kota Palu dan siapa saja yang mengenalnya.

Sebuah perjalanan luar biasa dari panggul kayu bantalan menuju panggung politik yang penuh dinamika, namun tetap berpijak pada prinsip-prinsip ketulusan dan pelayanan. *

Pos terkait