PARIMO, CS – Yayasan Pondok Pesantren (Ponpes) Hidayatullah Parigi menyatakan dukungan penuh terhadap Operasi Madago Raya tahun 2025, khususnya dalam upaya mencegah penyebaran paham radikal dan intoleran di wilayah Kabupaten Parigi Moutong (Parimo), Sulawesi Tengah.

Ketua Yayasan Pondok Pesantren Hidayatullah Parigi, Bahari A. Khalil, menegaskan bahwa pihaknya menolak segala bentuk pemahaman radikal yang berpotensi menimbulkan tindakan terorisme.

Ia juga menyatakan kesiapan lembaganya untuk bekerja sama dengan aparat keamanan dan instansi terkait dalam menangkal penyebaran paham tersebut.

“Kami sangat berterima kasih kepada Satgas Operasi Madago Raya 2025 atas kunjungan dan silaturahmi yang dilakukan. Kami siap membantu dan ikut serta menjaga lingkungan pondok dari ajaran-ajaran yang menyimpang,” ujarnya, Jumat (11/7/2025).

Yayasan yang berada di Jl. Irigasi, Dusun 2, Desa Baliara, Kecamatan Parigi Barat ini berdiri di bawah naungan organisasi massa Islam Hidayatullah dan telah resmi memiliki badan hukum berdasarkan SK Menkumham RI Nomor AHU-0014580.AH.01.04 Tahun 2022. Sejak berdiri sekitar dua tahun lalu, lembaga ini sudah menjalin hubungan baik dengan pemerintah dan aparat, termasuk menerima kunjungan dari kepolisian dan perwakilan pemerintah daerah.

Menurut Bahari, pondok pesantren yang ia pimpin secara ketat menyeleksi latar belakang tenaga pengajarnya guna mencegah masuknya ajaran menyimpang.

Selain pelajaran umum dan wawasan kebangsaan, program unggulan di pondok ini adalah hafalan Al-Qur’an.

Para santri juga mengikuti pendidikan formal di sekolah umum yang berada tidak jauh dari lokasi pondok.

Ia juga menyoroti adanya sejumlah individu yang menyalahgunakan lembaga pendidikan agama untuk menyebarkan paham radikal kepada anak-anak remaja dengan memanfaatkan celah legalitas hukum.

Untuk itu, ia mengajak seluruh lembaga pendidikan Islam agar bersama-sama memperkuat sistem pengawasan internal.

Sebagai bagian dari jaringan Hidayatullah, pondok ini menjalankan visi “membangun peradaban Islam” dan misi sosial-keagamaan secara profetik dan profesional, termasuk dalam mencetak kader berkualitas, membangun komunitas Islami, serta bersinergi dalam gerakan amar ma’ruf nahi munkar.

“Pencegahan paham radikal butuh kolaborasi semua pihak. Kami tidak ingin lingkungan pesantren disusupi pemikiran menyimpang yang mencederai Islam dan merusak masa depan anak-anak bangsa,” tegas Bahari.

Dengan semakin kuatnya sinergi antara pondok pesantren dan aparat, pihaknya berharap suasana aman dan damai di Kabupaten Parigi Moutong dapat terus terjaga demi mewujudkan masyarakat yang cerdas, religius, dan bermartabat.*