PALU,CS – Kawasan eks bencana likuefaksi di Kelurahan Petobo Kecamatan Palu Selatan Kota Palu diduga kuat telah menjadi rumah baru bagi beberapa jenis satwa liar.

Pasalnya, kawasan tersebut kini telah menjelma menjadi hutan dengan beragam vegetasi yang lebat. Pepohonan yang umumnya dijumpai pada bentangan alam tersebut adalah pohon kersen (Muntingia Calabora).

Dari laporan warga sekitar, eks kawasan likuefaksi ini banyak dijumpai monyet yang telah menjadikan buah kersen sebagai sumber makanannya.

Namun yang cukup mencengangkan, di kawasan tersebut juga diduga kuat telah menjadi sarang ular kobra hitam atau familiar dengan sebutan ular sendok.

Bukan tanpa sebab, karena dalam catatan Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkarmat) Palu, setahun terakhir telah ada tiga ekor kobra yang dievakuasi dari kawasan tersebut. Jenisnya semua sama, yakni kobra hitam.

Sekretaris Damkarmat Palu Yohan Wahyudi menjelaskan, ular kobra yang dievakuasi itu merayap masuk dalam pemukiman di sekitar kawasan eks likuefaksi.

“Kita evakuasi tiga ekor. Satu ekor dalam rumah tinggal keluarga dan dua ekor lainnya di rumah kost-kostan,”ungkap Yohan Wahyudi.

Menurutnya, lokasi rumah – rumah tersebut semuanya tak jauh, bersebelahan dengan area bekas likuefaksi. Karena itu Yohan untuk sementara menduga bahwa ular-ular yang memasuki pemukiman seluruhnya berasal dari kawasan eks likuefaksi tersebut.

Hal itu ujar Yohan diperkuat dengan adanya informasi warga sekitar yang kerap menjumpai kobra hitam melintas pada sejumlah ruas jalan di sekitar eks likuefaksi tersebut.

“Ini dugaan kita ya, mungkin kobra-kobra ini dulunya adalah hewan peliharaan. Kemudian sewaktu terjadi bencana itu terlepas dan mungkin telah berkembang biak di sana,”jelas Yohan.

Terlebih menurutnya, ular kobra bukanlah satwa endemik di Kota Palu. Laporan mengenai kemunculan ular kobra ini juga baru ramai pada dua tahun belakangan.

Sejauh ini pihaknya lanjut Yohan belum mengidentifikasi jenis kobra tersebut. Namun dari penampilan fisik, ular kobra yang mereka evakuasi semuanya berwarna hitam.

Terhadap kobra yang telah mereka evakuasi, dua ekor diserahkan ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) dan satu ekor lainnya mati saat masih di kandangkan di Kantor Damkarmat setelah dievakuasi.

Selain dari pemukiman warga di sekitar kawasan eks likuefaksi Kelurahan Petobo, pihaknya juga pernah mengevakuasi ular kobra dari pemukiman warga di Kecamatan Tawaeli.

“Dari dua ekor yang kita evakuasi di Tawaeli, satu ekor lainnya bahkan berjenis king kobra yang berukuran cukup besar,”bebernya.

Karena itu ia berharap masyarakat bisa segera melaporkan jika melihat ada satwa liar yang berkeliaran hingga masuk dalam pemukiman warga.(TIM).