SULTENG, CS – Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) lauching program Bioflok masuk pesantren (Biotren), Senin (15/08).
Lauching, program tersebut dilaksankan, di Pondok Pesantren (Ponpes) Madinatul Ilmi Dolo, dihadiri Kepala DKP Sulteng, M. Arif Latjuba, Kepala Pondok pesantren Madinatul Ilmi Dolo, Habib Ali Hasan Aljufri, dan Kepala Bidang Budidaya, Pembinaan dan Pengolahan Hasil Perikanan DKP Provinsi Sulteng, H. Mohammad Syafar DB beserta jajarannya.
“Setelah sebelumnya melakukan lokilisir di dua pesantren di Kota Palu dan Sigi. Maka, kami memutuskan untuk melauching di Ponpes Madinatul Ilmu Dolo,” ucap H. Mohmmad Syafar DB, Kamis 18 Agustus 2022.
Syafar menyampaikan, program dimaksud adalah Biontren, akronim dari Bioflok Masuk Pesantren. Bioflok sendiri merupakan salah satu teknologi budidaya ikan air tawar untuk nila dan lele yang tengah dikembangkan di Sulteng, yang masuk dalam salah satu program DKP di tahun ini.
Dia mengatakan selain di Kabupaten Sigi, sasaran program Biontren disiapkan untuk pesantren di Kota Palu dan pesantren di wilayah Kabupaten Parigi Moutong. Namun untuk finalisasinya masih harus menyesuaikan kesiapan anggaran.
“Tahun-tahun berikutnya baru kita menyebar ke kabupaten lain. Tapi memang ada kita setting satu di Parigi Moutong. Kita rencana nanti mungkin enam paket saja dulu, masing-masing dua paket,” katanya.
Syafar menjelaskan, Bioflok dikembangkan karena teknologi budidaya ini ramah terhadap lingkungan, mudah dijangkau oleh masyarakat menengah ke bawah, dengan areal lahan yang kecil dan kebutuhan air yang terbatas.
Selain itu, biaya operasionalnyapun mampu ditekan kisaran 40 persen, mulai pakan dan kebutuhan air yang sangat rendah, karena tidak memerlukan penggantian air secara rutin. Bioflok dinilai salah satu solusi peningkatan ekonomi masyarakat, termasuk di Pondok pesantren, sekaligus menjaga ketahanan pangan di masyarakat. **