BANGGAI,CS – Bupati Banggai Ir.Amirudin menyampaikan apresiasinya terhadap Managemen PT PLN (Persero) UIP Sulawesi yang telah membangun Infrastruktur Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) di Kabupaten Banggai.
Hal itu diungkap Bupati Amirudin saat memimpin audiens bersama General Manager PLN UIP Sulawesi, Wisnu Kuntjoro Adi, Asisten Manager bagian jaringan dan konstruksi PLN UP3 Luwuk, Sutanto Hamad, serta diikuti sejumlah OPD dan perwakilan media, bertempat di ruang rapat khusus, Rabu, (18/6/2025).
“Alhamdulillah pembangunan PLTMG telah selesai. Semoga ke depan kita berharap bahwa energi listrik yang ada di Kabupaten Banggai ini dapat terpenuhi baik untuk mengatasi kebutuhan masyarakat maupun kelompok-kelompok usaha,” ujar Bupati yang dalam acara tersebut didampingi Sekdakab Ramli Tongko.
Pada acara tersebut, Bupati juga menyampaikan bahwa investasi pembangunan PLTMG merupakan proyek strategis yang dampaknya bisa dirasakan oleh masyarakat, sehingga pemerintah telah berkomitmen untuk mengawal kelancaran proyek strategis tersebut.
“PLTMG dengan kapasitas 40 Megawatt (MW) dan jaringan transmisi 150 kiloVolt (kV), merupakan jaringan transmisi tegangan tinggi pertama di Kabupaten Banggai,” kata Bupati Amirudin.
Dalam kesempatannya General Manager PLN UIP Sulawesi, Wisnu Kuntjoro Adi, menyampaikan bahwa PLTMG yang berlokasi di Desa Nonong, Kecamatan Batui, dibangun melalui kerja sama antara PLN dan Joint Operation Body (JOB) Pertamina – Medco E&P Tomori Sulawesi dalam penyediaan pasokan gas.
Pembangkit ini kata Wisnu, menggunakan teknologi mesin ROLLS-ROYCE dengan konfigurasi 5 x 8 MW, sebagai wujud nyata komitmen PLN dalam mendukung program swasembada energi nasional.
Dimana Operasional PLTMG tersebut tidak hanya meningkatkan keandalan listrik, akan tetapi mendukung pengurangan emisi dan efisiensi sistem kelistrikan secara signifikan.
“Dengan beroperasinya PLTMG, mampu melistriki lebih dari 30.000 rumah serta mendukung kebutuhan industri sebesar 30 MW”, jelas Wisnu.
Masih kata Wisnu, pembangkit ini juga mendukung program dieselisasi, mengurangi emisi karbon hingga 75.000 ton CO₂ per tahun, dan berpotensi menghemat biaya hingga Rp 235 miliar per tahun dengan dihentikannya operasional PLTD di sistem Luwuk.**
Reporter: Amlin