PARIMO, CS – Ratusan hektar lahan persawahan di Desa Balinggi Jati, Kecamatan Balinggi, Kabupaten Parigi Moutong (Parimo), Sulawesi Tengah, kembali terdampak banjir akibat jebolnya tanggul irigasi.
Peristiwa ini terjadi usai tingginya curah hujan di wilayah tersebut, Senin (30/6/2025).
Tanggul yang jebol merupakan bagian dari saluran pembuangan irigasi Sausu yang dibangun oleh Balai Wilayah Sungai Sulawesi (BWSS) III Palu.
Namun, menurut anggota DPRD Parimo dari Fraksi Gerindra, I Ketut Mardika, tanggul tersebut tidak dibangun secara permanen, sehingga tidak mampu menahan tekanan air saat hujan deras mengguyur wilayah itu.
“Tanggul itu hanya dari pasir, sehingga ketika hujan deras, air mudah menggerus dan menyebabkan jebol. Akibatnya, sawah masyarakat kembali terendam,” jelas I Ketut Mardika saat dikonfirmasi.
Ia menyebutkan bahwa kejadian ini sudah berulang hampir setiap tahun pada musim hujan. Meski kali ini kerusakan tidak berdampak besar terhadap panen, karena petani sedang dalam proses pengolahan lahan dan belum memasuki masa tanam, namun warga tetap khawatir bila tidak ada solusi permanen.
“Syukurnya saat ini petani masih menggarap sawah dan belum menanam. Tapi kalau terus dibiarkan, saat musim tanam pertengahan Juli nanti bisa jadi bencana,” tambahnya.
Lebih lanjut, I Ketut mengingatkan bahwa mantan anggota DPR RI yang kini menjabat Gubernur Sulteng, Anwar Hafid, sudah pernah mewanti-wanti agar dibangun tanggul permanen untuk mencegah banjir tahunan ini.
Ia menegaskan bahwa tanggul darurat berbahan pasir sangat rawan rusak dan tidak ideal sebagai infrastruktur pengendali banjir.
Hingga berita ini ditayangkan, Kepala BWSS III Palu, Dedi Yudha, yang dikonfirmasi melalui aplikasi WhatsApp terkait penanganan tanggul jebol tersebut, belum memberikan tanggapan.
Editor : Yamin