TOUNA, CS – Puluhan warga dari tiga desa di Kabupaten Tojo Una-Una, Sulawesi Tengah (Sulteng), menuntut dihentikannya aktivitas tambang pasir oleh PT Estetika Karya Utama, Selasa (5/8/2025).

Aksi ini dipicu dugaan kerusakan lingkungan akibat aktivitas pertambangan yang disebut semakin mendekati permukiman.

Aksi protes diikuti sekitar 30 warga yang berasal dari Desa Borone, Desa Urundaka, dan Desa Uemakuni. Mereka membawa spanduk bertuliskan tuntutan seperti “Stop Tambang Pasir di Desa Borone” dan “Perusahaan Sejahtera, Masyarakat Sengsara”.

Massa memulai aksi di lapangan Desa Borone, kemudian menyegel akses masuk ke area perusahaan sebagai bentuk penolakan terhadap kegiatan eksploitasi pasir yang dianggap telah merusak lahan perkebunan hingga menyebabkan longsor.

Menanggapi hal tersebut, Direktur PT Estetika Karya Utama, Moh. Safa’ad H. Samangka, menyatakan bahwa pihaknya bersedia menginventarisasi dampak terhadap warga dan saat ini tengah menunggu hasil peninjauan dari Inspektur Tambang Provinsi.

Setelah itu, massa bergerak ke Kantor Bupati Touna dan diterima oleh Asisten II, Aspan Taurenta, S.H., yang mengapresiasi kepedulian warga.

Ia menegaskan bahwa pemerintah akan memberikan ultimatum kepada perusahaan untuk melakukan rehabilitasi sungai dan ganti rugi kepada warga terdampak.

“Jika tidak diindahkan, kami akan mengambil langkah tegas dengan mencabut izin perusahaan,” ujar Aspan.

Massa kemudian menyambangi Kantor DPRD Touna, namun tidak berhasil bertemu anggota dewan karena sedang menjalankan tugas luar. Pihak Sekretariat DPRD menyarankan agar warga mengajukan surat permohonan Rapat Dengar Pendapat (RDP) secara resmi.

Aksi damai ini berlangsung tertib hingga berakhir pukul 14.10 WITA, di bawah pengawalan ketat aparat Polres Touna. Kabag Ops Polres Touna, AKP Kukuh Edi Purwanto, mengatakan kehadiran aparat bertujuan memastikan jalannya aksi tetap aman dan lancar.

“Kami hadir untuk menjamin hak masyarakat dalam menyampaikan aspirasi berlangsung tertib tanpa mengganggu keamanan,” ujar AKP Kukuh.

Massa aksi menyatakan akan kembali turun ke jalan jika tuntutan mereka tidak segera dipenuhi.

Editor: Yamin