PALU, CS – Ketua DPRD Provinsi Sulawesi Tengah yang diwakili Anggota Komisi I, Yusuf, menghadiri sekaligus menjadi narasumber pada Pembukaan Rapat Penyusunan Rekomendasi Kajian Jangka Pendek tentang Peningkatan Kompetensi SDM Unggul melalui Kolaborasi Multipihak di Era Digital.
Kegiatan tersebut diselenggarakan Lemhannas RI di Ruang Meranti Grand Syah Hotel Palu, Kamis (27/11/2025).
Dalam paparannya, Yusuf menyatakan bahwa DPRD Sulteng mendukung penuh upaya penguatan sumber daya manusia melalui kerja sama lintas sektor.
Menurutnya, peningkatan kompetensi digital menjadi kebutuhan mendesak untuk mempersiapkan generasi muda menghadapi persaingan global.
“Tidak ada pilihan lain selain berkolaborasi dengan semua pihak agar anak-anak kita siap memasuki pasar global yang sudah memasuki era digitalisasi dan teknologi yang semakin kompetitif,” ujar Yusuf.
Ia menegaskan bahwa ketahanan nasional dimulai dari ketahanan daerah, termasuk kemampuan SDM menguasai teknologi modern.
Yusuf juga menyampaikan apresiasi atas terpilihnya Sulawesi Tengah sebagai lokus kajian nasional.
Menurutnya, hal ini menjadi momentum penting untuk memperkuat SDM daerah sebagai bagian dari strategi pembangunan nasional.
Kegiatan tersebut dibuka oleh Plt. Deputi Pengkajian Strategi Lemhannas RI Mayjen TNI (Mar) Ipung Purwadi, mewakili Gubernur Lemhannas RI.
Dalam sambutannya, ia menegaskan bahwa peningkatan kualitas SDM merupakan fondasi mewujudkan Indonesia Emas 2045 dan menjadi kunci daya saing bangsa di tengah persaingan global.
Ia menjelaskan bahwa meski akses pendidikan meningkat, kualitas pendidikan dan literasi digital nasional masih menjadi tantangan. Data Kominfo tahun 2023 menunjukkan indeks literasi digital nasional berada pada skor 3,65 dari skala 5. Selain itu, World Talent Ranking 2025 menempatkan Indonesia di posisi 53 dari 69 negara.
Menurutnya, tantangan tersebut hanya dapat diatasi melalui pendekatan kolaboratif multipihak yang melibatkan pemerintah, dunia pendidikan, industri, komunitas profesional, dan masyarakat sipil. Lemhannas menilai Sulteng sebagai wilayah yang tepat menjadi lokus kajian karena memiliki kombinasi tantangan dan potensi.
Berdasarkan data BPS 2024, tingkat kemiskinan Sulteng berada pada angka 11,04 persen, lebih tinggi dari rata-rata nasional. Selain itu, daerah ini masih menghadapi keterbatasan infrastruktur pendidikan dan internet, termasuk dampak bencana 2018 yang belum sepenuhnya pulih. Namun demikian, Sulteng juga memiliki potensi sumber daya alam strategis, termasuk cadangan nikel terbesar di dunia.
Pada kesempatan itu, Lemhannas RI juga mengusulkan agar DPRD Sulteng mendorong lahirnya regulasi daerah yang mewajibkan setiap investasi nasional maupun internasional untuk berkontribusi pada peningkatan SDM melalui pendirian sekolah atau lembaga pendidikan sesuai kebutuhan industri.
Upaya ini diharapkan melahirkan tenaga kerja profesional dari daerah dan memperkuat kearifan lokal.
Kegiatan tersebut dihadiri Sekdaprov Sulteng Dra. Novalina, sejumlah tenaga ahli Lemhannas RI, akademisi Universitas Tadulako, perwakilan industri, serta unsur Forkopimda Sulteng. *


