PALU, CS – Wakil Gubernur Sulawesi Tengah (Wagub Sulteng), dr. Reny A. Lamadjido, Sp.PK., M.Kes, menegaskan bahwa bonus demografi merupakan peluang emas sekaligus tantangan besar bagi Indonesia, termasuk Sulawesi Tengah.

Hal itu disampaikannya saat membuka Seminar Kependudukan Provinsi Sulteng Tahun 2025 di Ballroom Sriti Convention Hall, Palu, Jumat (19/12/2025).

Menurut Reny, Indonesia saat ini berada pada puncak periode bonus demografi, di mana lebih dari dua pertiga penduduk berada pada usia produktif. Namun, kondisi tersebut tidak akan otomatis menjadi berkah tanpa pengelolaan yang tepat.

“Bonus demografi adalah jendela peluang emas yang hanya terbuka sekali dalam sejarah suatu bangsa. Namun, bonus ini tidak akan bermakna jika tidak kita kelola dengan baik,” ujarnya.

Ia mengingatkan bahwa tanpa perencanaan dan kebijakan yang tepat, bonus demografi justru berpotensi berubah menjadi kutukan demografi. Karena itu, peningkatan kualitas sumber daya manusia menjadi faktor kunci dalam memanfaatkan momentum tersebut.

Wagub menegaskan komitmen Pemerintah Provinsi Sulteng melalui program Berani Cerdas sebagai upaya meningkatkan kualitas pendidikan dan keterampilan masyarakat. Program tersebut menargetkan setiap rumah tangga memiliki minimal satu sarjana.

“Bonus demografi hanya akan bermakna apabila diiringi pendidikan yang relevan dan keterampilan yang mumpuni,” tegasnya.

Ia menilai Seminar Kependudukan memiliki arti strategis sebagai forum untuk menganalisis kondisi kependudukan Sulteng, merumuskan strategi investasi pembangunan, serta memperkuat kolaborasi lintas pemangku kepentingan.

“Kita perlu memperkuat sinergi antara pemerintah, akademisi, dunia usaha, masyarakat sipil, dan media untuk mengantisipasi tantangan seperti pengangguran terdidik, kesenjangan gender, hingga persiapan menghadapi penduduk lanjut usia,” tambahnya.

Reny juga menekankan bahwa pembangunan harus berorientasi pada manusia atau people-centered development, karena penduduk merupakan subjek sekaligus objek pembangunan.

“Manusia adalah pelaku utama sekaligus penerima manfaat pembangunan. Hidup sehat dan bahagia menjadi kunci kualitas kehidupan,” jelasnya.

Dari sisi Indeks Pembangunan Manusia (IPM), Sulteng saat ini berada pada kategori tinggi dengan capaian 72,24 dan menempati peringkat keenam di kawasan Sulawesi, Maluku, Papua.

Dalam kesempatan itu, Wagub juga menyampaikan capaian penurunan angka kemiskinan dari 11,04 persen menjadi 10,92 persen dalam 10 bulan masa kepemimpinannya bersama Gubernur Sulteng, Anwar Hafid.

Menutup sambutannya, ia mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersiap menyongsong puncak bonus demografi Sulteng pada periode 2030-2045.

Sementara itu, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Sulteng, Tenny C. Soriton, S.Sos., M.M., menyampaikan bahwa bonus demografi merupakan momentum strategis untuk mempercepat pembangunan daerah.

Hal tersebut sejalan dengan tema seminar, “Membangun Kualitas Bonus Demografi melalui Inklusivitas dan Transformasi Digital Menuju Indonesia Emas 2045”.

“Bagaimana kita mengubah jumlah menjadi kualitas, itulah tujuan utama forum ini. Bonus demografi harus dimanfaatkan secara inklusif dan adaptif terhadap perkembangan teknologi,” ujar Tenny.

Seminar Kependudukan Provinsi Sulteng Tahun 2025 diikuti sekitar 330 peserta, baik secara luring maupun daring, yang berasal dari perwakilan OPD provinsi dan kabupaten/kota serta Sekolah Siaga Kependudukan (SSK).

Kegiatan tersebut ditutup dengan penyerahan paket pangan bergizi kepada lima keluarga, khususnya ibu menyusui dan balita sebagai upaya pencegahan stunting, serta pemberian apresiasi kepada pemenang lomba cerita pendek bertema Keluargaku tingkat Sekolah Dasar (SD).

Hadir pula sejumlah pejabat OPD, akademisi Universitas Tadulako, Forum Genre, dan organisasi kepemudaan.

Editor: Yamin