DKP Sulteng Kembangkan Budidaya Ikan Air Tawar dengan Teknologi Bioflok

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulteng, Moh. Arif. (FOTO : Channelsulawesi.id)

SULTENG, CS – Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Sulteng, Moh Arif Latjuba, meminta semua pelaku perikanan budidaya agar terus mengedepankan penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) dalam pengelolaan usaha budidaya ikan yang berkelanjutan.

“Kami terus berupaya untuk meningkatkan sumber daya manusia dengan memberikan pelatihan mengenai teknologi budidaya ikan air tawar sistem Bioflok, sehingga dapat mendukung peningkatan produksi perikanan dan kesejahteraan masyarakat,” ujar Arif, dikesempatan pelatihan budidaya air tawar sistem Bioflok yang dilaksanakan, di Mako Polairud Polda Sulteng, mulai 27 sampai 28 Maret 2021.

Bacaan Lainnya
Baca Juga :  Tinjau TKP Kontak Tembak di Parimo, Kapolda : 11 DPO Sebaiknya Menyerahkan Diri

Kata dia, pemerintah juga tak akan berhenti untuk melakukan inovasi, terlebih adanya fenomena perubahan iklim, penurunan kualitas lingkungan global, dan pertambahan penduduk terus menjadi tantangan bersama yang tidak bisa dihindari.

Pelaku perikanan budidaya saat mengikuti pelatihan budidaya air tawar sistem Bioflok, di Mako Polairud Polda Sulteng, Sabtu 27 hingga Minggu 28 Maret 2021 lalu. (FOTO : IST)

Arif menjelaskan Bioflok bisa diartikan sebagai gumpalan (flok) dari berbagai campuran heterogen mikroba (plankton, protozoa, fungi ), partikel, polimen organik, koloid dan kaiton yang saling berinteraksi dengan sangat baik di dalam air.

Sistem Bioflok sebenarnya dikembangkan untuk meningkatkan pengendalian lingkungan supaya lebih produksi pada tempat-tempat yang memang memiliki permasalahan untuk mendapatkan air dan keterbatasan lahan, sehingga penerapannya akan lebih efektif.

Baca Juga :  DPRD Sulteng Soroti Penanganan Covid-19

Saat ini dilakukan upaya memasyarakatkan teknologi bioflok untuk mewujudkan kawasan-kawasan budidaya ikan air tawar di berbagai daerah sebagai lokasi pengembangan budidaya perikanan tersebut.

Dengan cara tersebut, ke depan diharapkan produksi ikan, khususnya ikan nila bisa meningkat secara nasional dan akan membantu suplai bahan pangan ikan nasional. Hal ini bertujuan bukan hanya secara ekonomi saja, namun juga bagaimana turut serta dalam meningkatkan kualitas SDM yang ada.

“Ikan nila dipilih sebagai sistem lanjutan bioflok, karena nila termasuk kelompok herbivora,” ucapnya.

Dia menambahkan keberhasilan teknologi sistem Bioflok untuk ikan nila menunjukkan pemerintah terus berinovasi mencari teknologi yang efektif dan efisien dalam penggunaan air, lahan dan mampu beradaptasi terhadap perubahan iklim. **

Pos terkait