UMKM Donggala Kodi Ungkap Tak Mau Lagi Pasarkan Produk Kelornya ke Alfamidi

Wakil Ketua DPRD Palu M Rizal mendengarkan keluhan pelaku UMKM olahan kelor saat melaksanakan Reses di Jalan Kedondong 2 Kelurahan Donggala Kodi Kota Palu, Selasa 15 November 2022 (Foto : Channelsulawesi.id)

PALU,CS – Penjaringan aspirasi atau Reses yang dilaksanakan Wakil Ketua (Waket) DPRD Palu M Rizal di Jalan Kedondong 2 Kelurahan Donggala Kodi Kecamatan Ulujadi, Selasa 15 November 2022, dinamis dan interaktif. Warga bergantian mengutarakan usulan dan keluhan. Sementara Rizal, menawarkan berbagai program pemberdayaan yang bisa ia intervensi melalui Pokok-Pokok Pikirannya (Pokir).

Rizal menjelaskan usaha yang punya potensi pasar cukup terbuka adalah budi daya ikan nila melalui system bioflog. Karena itu saat ini ia menggagas  warga Rukun Tetangga (RT) 01 Kelurahan Donggala Kodi untuk mengembangkan 6 bioflok percontohan dalam satu area. Bioflok ini akan dikelolah bersama 10 orang dalam satu kelompok yang dikoordinir Ketua RT 01.

Bacaan Lainnya

Jika berbicara pasar, hasil budi daya ikan yang bisa memanfaatkan pekarangan rumah tersebut cukup terbuka luas. Salahsatu peluang pasar yang pasti adalah PT IMIP di Morowali. Kini kata Rizal, harga per 1 kg ikan nila sudah tembus Rp50 ribu. Dan dalam satu kolam bioflok, bisa menghasilkan 1000 ikan nila.

Baca Juga :  Pansus DPRD Kota Palu : Pembangunan Industri Harus Merujuk RIPIN

“Karena itu jika ada warga yang ingin mengembangkan usaha itu, silahkan masukkan sebagai daftar usulan,”kata Rizal.

Kini jelas Rizal juga sedang popular budidaya maggot untuk alternative tambahan pakan ikan. Rizal mengaku telah mendapat usulan budidaya ini dari sekelompok remaja di Daerah Pemilihan (Dapil)nya. Peluang budidaya maggot pun tidak kalah dengan budidaya ikan nila yang bisa menembus pasar ekspor.

“Usaha masyarakat demikian yang harus kita intervensi untuk pemberdayaan melalui alokasi dana Pokir,”ujarnya.

Beberapa usulan dan keluhan warga yang mencuat dalam Reses Ketua DPC PKS Kota Palu ini adalah terkait usaha olahan kelor yang macet karena tidak mendapat intervensi modal usaha dari Pemerintah Kota (Pemkot) Palu.  Ini diutarakan warga bernama Fath yang mengaku sudah jatuh bangun mengembangkan usaha olahan kelor sejak 2019.  Bahkan kata Fath, pernah olahan kelor yang dia produksi masuk dalam pasar-pasar gerai Alfamidi. Namun pola itu dianggap merugikan karena pihak Alfamidi membayar mereka tiga bulan sekali.

“Pemerintah seharusnya mencarikan solusi terhadap masalah ini. Karena kami tidak ingin lagi menjual produk kami ke alfamidi,”sebutnya.

Fath dalam kesempatan itu mengusul sekaligus mengajak warga untuk bersama dirinya mengembangkan kembali olahan daun kelor tersebut sekaligus mengusulkan bantuan kolam bioflok tersebut.

Baca Juga :  Pasca Penetapan DCT Caleg Tidak Dibolehkan Berkegiatan Hingga 27 November

Sementara usulan warga lain dalam Reses yang diutarakan langsung antara lain bantuan penerangan jalan umum, perbaikan pagar kuburan serta bantuan pengadaan pipanisasi air bersih bagi warga RT 2 Donggala Kodi. Warga lainnya adapula yang menuliskan aspirasinya dalam secarik kertas yang telah disiapkan.

Rizal kemudian menanggapi soal keluhan terkait pasar olahan kelor. Ia menilai pola pasar ke gerai alfamidi memang keliru karena masyarakat mesti menunggu hasil penjualan selama tiga bulan. Sementara pelaku usaha butuh modal yang harus mereka putar setiap hari. Untuk soalan ini, Rizal menyebut dirinya akan segera berkoordinasi dengan Perusahan Umum Daerah (Perumda) Kota Palu.

“Perumda ini akan mendapat penyertaan modal, sistemnya kita akan bicarakan. Penyertaan modal ke Perumda bisa difungsikan untuk membeli produk dari masyarakat lalu jual ke Alfamidi atau masuk ke Indomaret yang juga berencana buka gerai di Kota Palu,”paparnya.

Selanjutnya terkait usulan pipanisasi, Rizal meminta  masyarakat terlebih dulu berkumpul untuk difasilitasi bertemu dengan dinas pekerjaan umum. Karena sebelumnya kebutuhan program pipa induk tersebut sudah pernah diadakan dinas pekerjaan umum.

Baca Juga :  Rapat Banggar DPRD Palu dan TAPD Berlangsung 4 Hari

“Dinas PU yang mengetahui secara teknis. Karena sudah ada beberapa bak penampungan dan pipa induk yang pernah dibangun,”ucapnya.

Sementara untuk usulan penerangan jalan umum, Rizal mengaku hal itu akan ia usahakan secepatnya diadakan sebelum akhir tahun 2022 ini.

Lurah Donggala Kodi Kecamatan Palu Barat, Idris menyebut, warga harus betul-betul memanfaatkan Reses yang dihadiri  Ketua RW, RT, tokoh masyarakat, toko adat dan tokoh perempuan ini.

“Silahkan usulkan apa yang menjadi kebutuhan warga agar nantinya bisa menjadi prioritas karena masih banyak yang belum terakomodir melalui alokasi anggaran di kelurahan Donggala Kodi,”katanya.

Sebelumnya ungkap Idris, telah ada beberapa kegiatan yang diakomodir wakil ketua DPRD Palu.

“Kami merasa terbantu melalui komunikasi pak wakil ketua sebagai wakil rakyat yang dieksekusi langsung. Karena terkadang usulan dari kelurahan ini ada yang sulit terealisasi ,”bebernya.

Mengingat juga alokasi pagu anggaran ke Kelurahan Donggala Kodi tahun 2023 hanya sebesar Rp224 Juta. Alokasi itupun telah digunakan untuk pagu indikatif sebesar 50persen untuk infrastruktur, 30 untuk kegiatan sosial dan perkantoran sebesar 20persen.

“Maka kecil kemungkinan bisa akomodir semua kebutuhan warga. Semoga bisa terakomodir melalui aspirasi Reses Waket DPRD Palu,”jelasnya.(TIM)

Pos terkait