PALU, CS – Universitas Tadulako (Untad) terus berupaya meningkatkan jumlah guru besar di kampusnya, dengan menargetkan 10 persen dari total jumlah dosen menjadi guru besar dalam beberapa tahun ke depan.

Pada tahun ini, Untad telah berhasil menambah 16 guru besar baru, menjadikan jumlah total guru besar Untad saat ini mencapai 109 orang, dengan target untuk mencapai 120 hingga 130 guru besar dalam waktu dekat.

Dalam Rapat Senat Terbuka Luar Biasa yang diadakan di Auditorium Untad, Kamis (23/01/2025), Rektor Untad, Prof. Dr. Ir. Amar, S.T., M.T., IPU., ASEAN Eng, memberikan penghargaan kepada 16 dosen yang telah dikukuhkan sebagai guru besar baru.

Ia menjelaskan bahwa pada beberapa tahun terakhir, Untad berhasil menambah sekitar 52 guru besar, dan saat ini rasio guru besar Untad mencapai 8 persen dari total jumlah dosen.

“Kami menargetkan untuk mencapai sekitar 120 hingga 130 guru besar, yang setara dengan 10 persen dari jumlah dosen di Untad. Kami akan terus berupaya untuk mewujudkan hal ini,” ujar Prof. Amar.

Rektor Untad juga mengungkapkan tantangan yang dihadapi universitas terkait dengan penambahan CPNS dan APBN 3K yang bisa mempengaruhi rasio guru besar di masa depan.

Oleh karena itu, Untad terus mendorong setiap unit untuk segera mengusulkan dosen-dosen yang memenuhi syarat untuk diangkat menjadi guru besar.

Dalam kesempatan tersebut, Prof. Amar juga menyampaikan hasil pertemuannya di Jakarta dengan Dirjen Dikti dan pihak-pihak terkait, yang membahas berbagai isu penting, salah satunya mengenai Tunjangan Kinerja (Tukin) bagi dosen, terutama guru besar.

Prof. Amar menjelaskan bahwa meskipun pemerintah telah menyetujui penambahan anggaran sebesar Rp2,5 triliun untuk Tukin, jumlah tersebut baru mencakup 50 persen dari yang diharapkan.

“Para guru besar memang sangat berharap adanya peningkatan Tukin, namun kami perlu memahami bahwa penambahan anggaran untuk Tukin ini baru mencakup 50 persen dari yang seharusnya,” tambahnya.

Rektor Untad juga mengingatkan bahwa kedudukan sebagai guru besar bukanlah akhir dari perjalanan karier akademik, melainkan sebuah langkah awal untuk terus berkarya dan meningkatkan kualitas diri.

“Menjadi guru besar adalah awal dari pengembangan diri, bukan akhir. Dosen harus tetap aktif menulis dan melakukan penelitian yang bermanfaat bagi masyarakat,” ujar Prof. Amar.

Tak hanya itu, Prof. Amar juga menekankan pentingnya inovasi dan pengembangan institusi di Untad. Universitas sedang mempersiapkan sistem tata kelola yang lebih baik melalui digitalisasi untuk mewujudkan WBK (Wilayah Bebas Korupsi) dan WBBM (Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani), serta memperkuat sistem penelitian dan pendanaan yang lebih luas.

“Ke depan, kami akan terus membuka peluang bagi dosen untuk berkompetisi dalam penelitian, dengan memanfaatkan berbagai sumber dana, bukan hanya dari lingkungan universitas,” ujarnya.

Di akhir acara, Rektor Untad mengucapkan selamat kepada para guru besar yang baru dikukuhkan dan berharap mereka dapat terus berkontribusi pada kemajuan Untad dan masyarakat.

“Dengan bertambahnya jumlah guru besar, kami berharap Untad semakin maju dan dapat memberikan manfaat yang lebih besar bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia,” tutupnya.

Penulis : Yamin