BANGGAI, CS-Di tengah maraknya dugaan praktik pungli serta konspirasi penyaluran BBM bersubsidi secara ilegal dibeberapa SPBU, kini mencuat informasi adanya dugaan konspirasi kecurangan dalam distribusi BBM ke seluruh Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Kabupaten Banggai.
Hasil penelusuran awak media ChannelSulawesi.id, dalam beberapa pekan terakhir menemukan bahwa pendistribusian BBM ke 13 SPBU yang tersebar di Kabupaten Banggai, ternyata sering mengalami losses atau kerugian minyak. Rata-rata yang dialami hampir setiap SPBU losses BBM sekitar 100 sampai 200 liter setiap harinya.
Beberapa sumber menyebutkan jika kejadian losses minyak tersebut sering kali terjadi, namun pihak SPBU sepertinya enggan untuk melakukan komplen atau klaim kerugian kepada pihak Depot Pertamina Luwuk, yang beralamat di Jalan Imam Bonjol, Kelurahan Bungin Timur, Kecamatan Luwuk.
Informasi lain juga menyebutkan akibat
sering terjadinya losses minyak, sehingga salah satu pemilik SPBU di kota Luwuk terpaksa melakukan pengawalan terhadap mobil transportir dari Depot Pertamina Luwuk ke SPBU miliknya.
Hasil investigasi mendalam terindikasi pola yang mengakibatkan losses BBM mengarah pada dua modus yakni:
1. Manipulasi Volume BBM
BBM yang keluar dari depot tercatat sesuai kuota, tetapi saat sampai di tujuan jumlahnya sudah berkurang. Ini mengindikasikan adanya praktik pemotongan volume di tingkat depot sebelum BBM masuk ke rantai distribusi resmi.
2. Pengalihan BBM ke Jalur Ilegal
BBM yang seharusnya masuk ke distribusi resmi diduga dialihkan ke pihak lain dengan harga lebih tinggi. Mekanisme ini memungkinkan depot mendapatkan keuntungan besar di luar sistem, sementara jalur distribusi resmi mengalami penyusutan volume tanpa alasan yang jelas.
Sementara itu, Kepala Depot Pertamina Luwuk, Hirohim, yang coba dikonfirmasi Via Whatsapp nomor 0813-**91- 57**, Minggu, 9 Februari, Pukul 14.45 Wita, belum memberikan tanggapan sampai berita ini ditayangkan, meskipun pada jendela percakapan WA terlihat centang dua menandakan aktif.**
Reporter: Amlin