PALU, CS – Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Sulawesi Tengah (Sulteng) menyebut tahun 2025 menjadi periode penuh tantangan dalam upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN).

Kompleksitas kejahatan narkotika terus meningkat seiring berkembangnya modus baru yang memanfaatkan teknologi dan jaringan terorganisir.

Kepala BNNP Sulteng, Brigadir Jenderal Polisi Ferdinand Maksi Pasule, S.I.K., mengatakan kejahatan narkotika yang semakin masif mendorong pemerintah menjadikan isu narkoba sebagai salah satu prioritas nasional.

“Presiden Prabowo Subianto menetapkan pemberantasan narkoba sebagai bagian dari misi Asta Cita ke-7 dan program prioritas ke-6 menuju Indonesia Emas 2045,” kata Ferdinand Maksi Pasule, dalam konferensi pers di Palu, Jumat (19/12/2025).

Sepanjang 2025, BNN RI bersama aparat penegak hukum berhasil mengungkap 752 kasus tindak pidana narkotika, prekursor narkotika, dan tindak pidana pencucian uang (TPPU). Dari pengungkapan tersebut, 42 jaringan narkotika berhasil dibongkar, terdiri dari 33 jaringan nasional dan 9 jaringan internasional, dengan total 1.182 tersangka diamankan.

Selain itu, BNN RI juga menyita dan memusnahkan berbagai jenis barang bukti narkotika, antara lain sabu kristal seberat lebih dari 4 ton, ganja lebih dari 2 ton, 364.750 butir ekstasi, serta memusnahkan ladang ganja seluas 127.800 meter persegi dengan total 224.500 batang tanaman ganja.

Sebagai bagian dari struktur BNN di daerah, BNNP Sulteng turut berperan aktif mendukung kebijakan nasional P4GN. Pengungkapan kasus yang dilakukan mencerminkan bahwa peredaran narkoba masih menjadi ancaman serius dengan modus operandi yang semakin beragam, memanfaatkan jalur darat, laut, dan udara, termasuk transaksi non-tunai berbasis digital.

Kepala BNNP Sulteng menegaskan, upaya pemberantasan tidak akan berdampak optimal tanpa diimbangi langkah pencegahan dan rehabilitasi.

“Karena itu, BNNP Sulteng terus melakukan kegiatan informasi dan edukasi bahaya narkoba melalui tatap muka, media cetak, dan media elektronik yang menyasar instansi pemerintah, swasta, lembaga pendidikan, organisasi masyarakat, hingga generasi muda,” katanya.

Dalam bidang pencegahan, BNNP Sulteng menjalankan sejumlah program strategis, di antaranya pencanangan Desa Bersinar, pelatihan ketahanan keluarga, serta pelatihan soft skill yang terpusat di Kelurahan Kayumalue Pajeko.

Sementara di bidang rehabilitasi, BNNP Sulteng membentuk Intervensi Berbasis Masyarakat (IBM) di Desa Kotarindau, Kabupaten Sigi, yang menyasar penyalahguna narkoba kategori ringan.

Selama 2025, program tersebut berhasil memulihkan lima orang sesuai target. Selain itu, Klinik Mosipakabelo BNNP Sulteng melayani rehabilitasi rawat jalan terhadap 129 klien serta pascarehabilitasi bagi 26 klien.

Untuk mendukung pelaksanaan program P4GN, BNNP Sulteng juga memperkuat kapasitas internal melalui pelatihan pegawai, peningkatan integritas, serta pengelolaan akuntabilitas program dan keuangan.

BNNP Sulteng terus membangun sinergi dengan pemerintah daerah, organisasi masyarakat, dan pihak swasta melalui berbagai perjanjian kerja sama dalam bidang pencegahan, pemberdayaan masyarakat, sosialisasi, dan tes urine.

“Kami mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk bersama-sama berperang melawan narkoba demi mewujudkan Indonesia Bersinar,” tandas Ferdinand.

Editor: Yamin