PALU, CS – Dalam upaya menanggulangi kelangkaan pupuk di sektor perkebunan sawit, Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Sulawesi Tengah mempromosikan pemanfaatan tandan kosong sawit (tankos) sebagai solusi alternatif.
Halik Barutu, perwakilan GAPKI Sulteng, menyampaikan bahwa kebutuhan pupuk di wilayah tersebut dapat mencapai 54 ribu ton, sehingga solusi inovatif sangat diperlukan.
“Kita tahu di lapangan banyak sekali masalah kelangkaan pupuk, termasuk pengaruh cuaca yang sangat signifikan. Penelitian tentang tankos ini penting karena bisa membantu masyarakat memahami manfaat bahan organik ini,” ungkap Halik saat ditemui dalamĀ Sosialisasi karbonisasi Tandan Kosong Sawit dan Pemanfaatannya sebagai Spil Conditioner untuk Meningkatkan Efisiensi Pemupukan dan Kesuburan Tanah pada Perkebunan Sawit, si Salah sati hotel di Kota Palu, Senin 15 Juli 2024.
Menurut Halik, banyak masyarakat belum menyadari manfaat tankos sebagai soil conditioner. Melalui penelitian yang ada, diharapkan masyarakat dapat mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia yang mahal.
“Dengan aplikasi tankos, biaya pupuk bisa berkurang hingga 30 persen. Bahkan ada blok-blok perkebunan yang tidak menggunakan pupuk sama sekali, hanya menggunakan tankos,” jelasnya.
Halik juga menyoroti pentingnya peran masyarakat dalam mendukung penggunaan tankos ini.
“Harapan kita, masyarakat segera memahami pentingnya tankos. Sosialisasi tentang hal ini masih kurang, banyak yang belum tahu manfaatnya,” tambah Halik.
Sebagai solusi jangka pendek, GAPKI Sulteng akan terus mendorong sosialisasi penggunaan tankos di kalangan perkebunan dan masyarakat sekitar.
Halik berharap, pemahaman tentang manfaat tankos ini dapat menyebar luas dan memberikan dampak positif bagi produktivitas perkebunan sawit di Sulawesi Tengah. *
YAMIN