PALU, CS – Sudah sepekan terakhir, antrian panjang kendaraan roda dua maupun roda empat tampak di hampir seluruh Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Kota Palu.
Kondisi ini menjadi sorotan masyarakat yang menilai perlu adanya pengawasan ketat dari aparat berwenang terhadap dugaan penimbunan bahan bakar minyak (BBM), khususnya jenis Pertalite.
Pantauan media ini di salah satu SPBU di Jalan RE Martadinata, Senin (27/10/2025), terlihat antrean kendaraan mengular hingga ke badan jalan, menyebabkan arus lalu lintas di ruas Trans Sulawesi itu beberapa kali macet.
Kondisi serupa juga dilaporkan terjadi di beberapa daerah lain di Sulawesi Tengah (Sulteng).
Masyarakat berharap pemerintah daerah bersama aparat penegak hukum dapat menindak tegas oknum yang menimbun BBM untuk keuntungan pribadi, serta memastikan distribusi berjalan adil dan merata.
“Kalau memang karena stok berkurang, ya harus ada solusi dari pemerintah. Tapi kalau ada yang menimbun, itu jelas merugikan masyarakat kecil,” ujar Andi, salah satu warga yang ikut mengantre di SPBU Talise.
Salah satu petugas SPBU yang enggan menyebut namanya mengakui bahwa kelangkaan BBM terjadi akibat terbatasnya pasokan dari Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) ke sejumlah SPBU di wilayah Kota Palu.
“Beberapa hari ini pasokan yang datang memang lebih sedikit dari biasanya. Kami hanya menyalurkan sesuai stok yang dikirim,” ujarnya singkat.
Menurut penjelasan sejumlah pengamat energi, terbatasnya pasokan BBM ke daerah disebabkan oleh faktor nasional, antara lain meningkatnya konsumsi BBM bersubsidi akibat naiknya aktivitas transportasi dan industri, serta penyesuaian distribusi oleh Pertamina terkait efisiensi logistik.
Selain itu, distribusi BBM di beberapa wilayah Indonesia Timur kerap terkendala cuaca ekstrem dan keterbatasan armada pengangkut, sehingga memengaruhi kelancaran suplai ke SPBU.
Editor: Yamin

