PALU, CS – Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sulawesi Tengah (Sulteng) melibatkan generasi muda dalam menghadapi tantangan bonus demografi melalui Seminar Kependudukan Tahun 2025, di Sriti Convention Hall, Palu, Jumat (19/12/2025).

Kepala Perwakilan BKKBN Sulawesi Tengah (Sulteng), Tenny C. Soriton, mengatakan Indonesia saat ini tengah memasuki fase bonus demografi, di mana jumlah penduduk usia produktif lebih besar dibandingkan usia nonproduktif.

Wakil Gubernur Sulteng, dr. Reny A. Lamadjido, saat menyerahkan apresiasi kepada pemenang lomba karya tulis cerpen bertema Keluargaku, di Sriti Convention Hall, Palu, Jumat (19/12/2025) (Foto: channelsulawesi.id).

Kondisi ini dinilai sebagai momentum strategis percepatan pembangunan apabila disiapkan dengan baik, namun berisiko menjadi beban jika tidak dikelola secara optimal.

“Seminar ini bertujuan meningkatkan pemahaman dan peran aktif seluruh pihak, khususnya generasi muda, agar bonus demografi dapat dimanfaatkan menjadi kekuatan pembangunan,” ujar Tenny dalam laporannya.

Menurutnya, bonus demografi merupakan “tiket masa depan” yang harus direspons melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia.

Karena itu, menurut Tenny, seminar dirancang sebagai ruang diskusi dan sinergi untuk menjawab bagaimana potensi jumlah penduduk dapat diubah menjadi kualitas yang unggul, produktif, dan berdaya saing.

Wakil Gubernur Sulteng, dr. Reny A. Lamadjido, saat membuka kegiatan menegaskan bahwa penduduk merupakan subjek sekaligus objek pembangunan, sehingga seluruh proses pembangunan harus berorientasi pada kualitas penduduk.

Ia mengungkapkan laju pertumbuhan penduduk Sulteng masih relatif tinggi dan perlu dikendalikan melalui penguatan program keluarga berencana.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk Sulawesi Tengah pada 2024 mencapai 3.158.100 jiwa dengan laju pertumbuhan sekitar 1,22 persen per tahun. Setiap tahun terjadi penambahan penduduk sekitar 38 ribu jiwa dari kelahiran dan migrasi.

Jika tidak dikendalikan, jumlah penduduk diperkirakan dapat mencapai 3,9 hingga 4 juta jiwa dalam kurun waktu kurang dari 20 tahun.

“Pertambahan penduduk harus diikuti peningkatan kualitas sumber daya manusia agar sejalan dengan visi Sulawesi Tengah Maju,” kata Reny.

Ia menambahkan, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Sulteng telah mencapai 72,24 atau kategori tinggi dan berada di peringkat keenam dari 14 provinsi di kawasan Sulawesi. Meski demikian, peningkatan kualitas SDM tetap perlu diperkuat agar mampu bersaing dengan daerah lain di kawasan timur Indonesia.

Seminar Kependudukan 2025 diikuti 333 peserta yang terdiri dari perwakilan instansi pemerintah provinsi dan kabupaten/kota, Dharma Wanita Persatuan, dosen, kepala sekolah dan guru Sekolah Siaga Kependudukan tingkat SLTP dan SLTA, Koalisi Kependudukan dan Koalisi Muda Kependudukan Sulawesi Tengah, Forum Genre, penyuluh KB dari Palu, Sigi, dan Donggala, serta ASN internal BKKBN Sulawesi Tengah dan PLKB se-Sulteng yang mengikuti secara luring dan daring.

Narasumber kegiatan berasal dari Bappeda Sulteng, dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Tadulako (Untad), serta Sekretaris Koalisi Kependudukan Sulawesi Tengah.

Pembukaan seminar juga dirangkaikan dengan penyerahan paket pangan bergizi kepada lima keluarga serta pemberian apresiasi kepada pemenang lomba karya tulis cerpen bertema Keluargaku.

Editor: Yamin