MOROWALI, CS – Aktivitas penambangan bebatuan gunung dengan metode pengeboran kemudian diledakan (Blasting) yang dikelolah PT Mineral Bumi Nusantara (MBN) mulai mendapat seruan penolakan dari masyarakat.

Seruan itu datang dari masyarakat Desa Unsongi, Kecamatan Bungku Timur, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah (Sulteng) yang dilakukan dengan membubuhkan tanda tanggan di atas kain, Selasa 27 Juli 2021.

Menurut salah satu warga Desa Unsongi Abdul Latif, masyarakat yang membubuhkan tanda-tangan sudah sepakat menolak. Sebab dampak aktivitas  penambangan Blasting juga sudah diterima warga Desa Unsongi, salah satunya merasakan adanya getaran.

“Iya saya pribadi dan masyarakat yang sudah bertanda-tangan menolak keras aktivitas tambang Blasting itu,” ucapnya.

Menurutnya, warga Unsongi banyak yang mempunyai kebun Pala dan Cengkih yang bersentuhan langsung di lokasi penambangan. Sehingga masyarakat merasa khwatir proses getaran itu bisa menimbulkan dampak di tanaman kebun.

“Saya sendiri punya kebun dekat juga dengan lokasi penambangan. Isi kebun saya itu, tanaman pala. Sekarang ini, dari hasil kebun itulah saya dapat memenuhi kehidupan keluarga. Untuk makan sehari-hari dan biaya pendidikan sekolah anak-anak,”sebutnya.

Masyarakat juga berharap agar perusahaan PT MBN sekiranya dapat menempuh alternatif lain untuk mengambil material bebatuan itu. Sehingga dampak yang muncul masih dalam batas yang wajar.

“Silahkan menambang, tapi jangan ada proses peledakan. Karena diduga juga akibat getaran itu sudah ada beberapa  bangunan rumah warga mengalami retak,” ujarnya.

Seperti diketahui, sekarang ini lokasi penambangan PT MBN sendiri berada diantara wilayah Desa Lahuafu dan Unsongi Kecamatan Bungku Timur, Kabupaten Morowali. (MRM)