SIGI, CS – Yayasan Pesantren Tahfidz Preneur Kampung Berkah Pasigala menyatakan dukungannya terhadap Operasi Madago Raya dalam upaya mencegah penyebaran paham radikal di Kabupaten Sigi.
Pernyataan ini disampaikan oleh Muh. Nur Rajadaeng, Ketua Yayasan, yang juga turut terlibat dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat di wilayah tersebut.
Kampung Berkah Pasigala, yang dibangun oleh Para Relawan Indonesia (PRI) pada tahun 2019 pasca-bencana alam gempa bumi, likuifaksi, dan tsunami di wilayah Pasigala (Palu, Sigi, dan Donggala), kini menjadi pusat pendidikan Tahfidz Al-Qur’an bagi anak-anak korban bencana. Dengan program Pesantren Tahfidz Preneur, yayasan ini telah melahirkan empat angkatan santri dan santriwati yang hafal Al-Qur’an.
Muh. Nur Rajadaeng menegaskan bahwa proses seleksi pembina di Yayasan Tahfidz dilakukan secara ketat, terutama untuk memastikan bahwa tidak ada pembina yang terafiliasi dengan gerakan terorisme.
“Kami menolak siapa pun yang memiliki latar belakang pendidikan dari lembaga yang memiliki catatan hitam terkait terorisme,” ujarnya.
Selain menjalankan pendidikan agama, Yayasan Pesantren Tahfidz Preneur Kampung Berkah Pasigala juga bekerja sama dengan Satgas Operasi Madago Raya dalam menjaga situasi keamanan dan ketertiban di wilayah Sigi.
Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk mencegah penyebaran paham radikal yang bertentangan dengan ideologi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Dalam upayanya, yayasan juga menggelar kegiatan-kegiatan yang melibatkan masyarakat setempat, seperti perayaan Maulid Nabi yang melibatkan orang tua para santri.
Kegiatan ini tidak hanya mempererat hubungan antar warga, tetapi juga menunjukkan komitmen yayasan dalam menjaga kerukunan umat beragama di Kabupaten Sigi.
Yayasan Pesantren Tahfidz Preneur Kampung Berkah Pasigala berharap dapat terus menjadi mitra strategis bagi pihak kepolisian dalam menjaga kedamaian dan mencegah penyebaran paham radikal di wilayah tersebut. **
