Di tengah hiruk-pikuk Kota Palu yang selalu berdenyut dengan aktivitas, ada kisah yang mengalir lembut seperti aliran sungai, kisah tentang dedikasi, pengabdian, dan cinta tanpa batas untuk tanah kelahiran.
Kisah ini datang dari sosok yang tak asing di mata masyarakat Palu, seorang wanita yang selama ini telah mencurahkan seluruh energi dan jiwanya untuk kemajuan kota ini, dr. Reny Lamadjido.
Pagi yang cerah di halaman Kantor Wali Kota Palu, Selasa (11/2/2025) tempat yang telah menjadi saksi dari banyak langkah bersejarah, sebuah perpisahan itu terjadi. dr. Reny berdiri di hadapan ratusan pegawai, bukan hanya sebagai Wakil Wali Kota yang meninggalkan jabatannya, tetapi sebagai simbol perjuangan yang telah ditempuh dengan hati yang penuh cinta untuk Palu.
“Selamat tinggal tidak pernah mudah,” kata dr. Reny dengan suara yang penuh makna, namun tetap lembut.
“Namun, saya tidak pergi dari Palu, hanya berpindah kantor,” lanjutnya, dengan mata yang mulai berkaca-kaca.
Kata-kata itu mengalir begitu dalam, seperti aliran sungai yang tenang dan membawa pesan tentang pengabdian yang tak pernah usai.
Di balik kata-kata yang sederhana, ada perjalanan panjang yang telah ditempuh oleh dr. Reny.
Meninggalkan jabatannya sebagai Wakil Wali Kota Palu untuk memulai tugas baru sebagai Wakil Gubernur Sulawesi Tengah (Sulteng), adalah langkah besar yang bukan tanpa pengorbanan.
Ia tahu betul bahwa meskipun dirinya berpindah ke kantor baru, hati dan jiwanya tetap akan selalu terikat erat dengan Palu, tanah yang telah memberinya begitu banyak kenangan dan pelajaran.
Ketulusan yang mengalir dari setiap kata yang terucap menjadi pelajaran berharga bagi kita semua. Dr. Reny mengingatkan kita bahwa keberhasilan sejati bukanlah sekadar tentang jabatan yang disandang, tetapi tentang bagaimana memberi yang terbaik bagi masyarakat, tanpa mengharap balasan.
“Bekerjalah dengan semangat, jaga disiplin, dan terus berinovasi agar Kota Palu semakin maju,” ujar Reny, menanamkan semangat untuk terus berjuang meski peran dan waktu terus berubah.
Di halaman Kantor Wali Kota Palu yang begitu ramai dengan pegawai, ada sesuatu yang menyentuh hati. Daun-daun pohon di sekitar tempat itu seakan ikut merasakan haru, seolah menjadi saksi bisu dari sebuah perpisahan yang penuh makna.
Tak hanya kata-kata yang berbicara, namun setiap gerakan dan tatapan mata dr. Reny menunjukkan bahwa meski perpisahan itu berat, ia sadar bahwa amanah yang lebih besar telah diberikan kepadanya.
Di hadapan para pegawai yang telah bekerja bersamanya, dr. Reny tidak hanya memberikan pesan motivasi, tetapi juga permohonan maaf yang tulus.
“Saya mohon maaf jika selama ini ada perkataan atau sikap saya yang kurang berkenan. Semua itu demi kebaikan bersama,” tuturnya dengan penuh kerendahan hati.
Setiap kata itu menggetarkan hati yang mendengarnya, menyadarkan kita bahwa di balik setiap keputusan besar, ada rasa tanggung jawab yang tak terbantahkan.
Sebagai penutup sambutannya, dr. Reny meminta agar perpisahan ini tidak diwarnai dengan air mata, tetapi dengan semangat yang lebih kuat untuk terus bekerja demi kemajuan Kota Palu.
“Mari kita terus berjuang bersama. Jangan biarkan semangat kita padam,” ajaknya, membangkitkan harapan dan optimisme baru di hati setiap orang yang hadir.
Reny mungkin berpamitan dari jabatannya sebagai Wakil Wali Kota Palu, namun semangatnya, dedikasinya, dan segala yang telah diberikan kepada Kota Palu akan terus hidup dalam setiap langkah baru yang ia ambil.
Sebagai Wakil Gubernur Sulteng terpilih, ia akan terus membawa harapan dan impian untuk mewujudkan Sulteng yang lebih baik.
Dalam pelukan erat perpisahan ini, ada keyakinan bahwa meskipun perjalanan ini berubah arah, semangat untuk melayani rakyat akan terus menyala, dan bagi Kota Palu, di bawah langit yang sama, cinta untuk tanah ini tak akan pernah pudar. */ Yamin