MOROWALI, CS – Dinas Pendidikan daerah Kabupaten Morowali melalui Bidang Kebudayaan, melaksanakan kegiatan finalisasi pokok pikiran kebudayaan daerah Morowali.

Kegiatan itu dibuka Asisten I Pemda Morowali yang didaulat mewakili Bupati Morowali, Sabtu 27 Maret 2021.

Asisten I Pemda Morowali Bambang Soerodjo hadir didampingi Kepala Dinas Pendidikan Morowali, Amir Amirudin dan Ketua Komisi I DPRD Morowali Subhan Matorang, dan tamu pada kegiatan ini perwakilan Dirjen Kebudayaan dan Kabid Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tengah.

Pada kesempatan ini Kadis Pendidikan Kabupaten Morowali, Amir Amirudin menyampaikan, bahwa Kabupaten Morowali mungkin sudah termasuk daerah yang lambat menyelesaikan penyusunan dibanding daerah-daerah lain. Setelah melalui kerja keras, maka hal itu dapat dirampungkan.

“Apresiasi tentunya kepada Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan Morowali, yang kira-kira hanya lebih dari sebulan saja, mereka dapat merampungkannya. Olehnya itu, lewat kegiatan ini diharapkan saran-saran dan arahan dari peserta,” ucap Amir Amirudin

Diuturakannya, Morowali memilki banyak kekayaan ragam kebudayaan dan untuk mengkaji lebih banyak lagi tentunya saja perlu kesiapan pembiayaan. Tapi, hal itu tidak menjadi tolak ukur dari misi untuk mengangkat harkat dan martabat Kabupaten Morowali.

“Sebuah harapan dari kami, agar kedepannya Kabupaten Morowali ini bisa memiliki atau hadir satu bangunan Meseum,” sebutnya.

Ditempat yang sama, Ketua Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Morowali, Subhan Matorang menuturkan, Morowali adalah Kabupaten yang sangat kaya dengan kemajemukan ethnis, agama dan secara otomatis akan berpengaruh pada kemajukan budaya.

Kata dia, penyusunan pokok pikiran ini merupakan amanat dari undang-undang (UU) nomor 5 Tahun 2017, tentang pemajuan kebudayaan. Jika dilihat dari tahun diterbitkannya UU tersebut maka ada keterlambatan untuk Morowali.

“Keterlambatan bukanlah suatu yang menjadikan hambatan untuk menyusun pokok pikiran. Tapi dijadikan motifasi untuk menyelesaikannya,” urainya.

Kata dia, pokok pikiran kebudayaan daerah adalah dokumen yang memuat kondisi faktual dan permasalahan yang dihadapi daerah dalam upaya pemajuan kebudayaan. Oleh karena tidak hanya memuat objek pemajuan kebudayaan akan tetapi mengambarkan kondisi saat ini.

“Dokumen ini bukan penting bagi Kabupaten Morowali, tetapi penting untuk Provinsi dan daerah Pusat,” ucapnya.

Dia juga berharap kepada Kementerian Pendidikan dan Dinas Pendidikan Provinsi kiranya dapat memberikan saran dan arahan terhadap rancangan PPKD yang telah disusun oleh tim Kabupaten Morowali sehingga PPKD menimal mendakati kesempurnaan.

Setelah dibuka acara dilanjutkan dengan sesi diskusi mendegar arahan dan masukan peserta. Sementara, peserta kegiatan tersebut yakni Kepala Sekolah se Kecamatan Biungku Tengah, Ketua sanggar seni Kabupaten Morowali, tokoh adat dan pemerhati budaya. (MRM)