SULTENG,CS – Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Sulteng menggandeng Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Sulteng dalam sosialisasi pengawasan partisipatif kepada kalangan media massa, Selasa 11 November 2023 di Hotel best Western Kota Palu.
Materi sosialisasi diutarakan bergantian Ketua KPID Sulteng Indra Yospidar dan Ketua Bawaslu Sulteng, Nasrun.
Indra Yospidar dalam materinya mengangkat problematika indepensi media dan jurnalis dalam pusaran pemberitaan soal kepemiluan. Hal itu lantaran banyaknya peserta Pemilu yang juga menjadi pemilik media, utamanya pada media televisi nasional.
Sementara Ketua Bawaslu Sulteng Nasrun, menjelaskan saat ini pihaknya memang tengah mendorong berbagai kalangan ikut berpartisipasi dalam proses pengawasan Pemilu. Menurutnya ada tiga komponen yang perlu di dorong agar penyelenggaraan Pemilu tahun 2024, berjalan dengan baik dan sukses.
Pengawasan partisipatif yang dimaskud kata Nasrun, agar terwujud partisipatif aktif masyarakat. menjadi peserta Pemilu. Hal ini sudah ditunjukkan dengan adanya beberapa calon yang menjadi peserta yang sudah ditetapkan KPU.
Kemudian partisipatif masyaraat untuk menggunakan hak pilihnya pada hari pungut hitung suara yakni tanggal 14 Februari 2024. Lalu partisipasi aktif masyarakat dalam melakukan pengawasan penyelenggaraan Pemilu tahun 2024.
“Kami berharap partisipasi kita semua dalam pengawasan proses penyelenggaraan Pemilu tahun 2024,” katanya.
Menurutnya, sesuai data yang ada,tingkat partisipasi aktif masyarakat memilih memang cukup tinggi. Nmun dalam proses mengawal penyelenggaraan Pemilu sampai dilantiknya calon atau ditetapkannya peserta Pemilu yang terpilih, relative masih rendah.
Nasrun menambahkan, dalam teori kolaborasi, partisipasi masyarakat harus datang dari kolaborasi 5 unsur. Pertama, dari unsur pemerintah, kedua, perguruan tinggi untuk memberi edukasi kepada masyarakat, ketiga, partisipasi dari kelompok-kelompok masyarakat untuk memberikan informasi dalam rangka mengawasi Pemilu, keempat, partisipasi dari media dan kelima ialah partisipasi aktif dari swasta.
Media menurutnya sangat penting dalam poroses pengawasan Pemilu. Sebab unsur media juga turut memberikan edukasi kepada masyarakat terhadap semua jalannya proses Pemilu. Ia bahkan menyebut, media juga bisa mengawasi penyelenggara Pemilu termasuk Bawaslu itu sendiri.
“Baik kepada penyelenggara maupun peserta Pemilu, media harus tetap ikut andil dalam melakukan pengawasan itu,”jelasnya.
Nasrun juga menyinggung soal keterlibatan swasta dalam pengawasan partipatif ini. Sebab berdasarkan pengalaman pada Pemilu tahun 2019, begitu banyak kawasan industry yang tidak menyediakan TPS khusus bagi karyawannya untuk menggunakan hak pilih.
“Setahu kami hanya ada 1 perusahaan di Sulteng yang memfasilitasi TPS khusus bagi karyawannya,”demikian Nasrun (TIM)