TOLITOLI,CS – Usai mendapatkan materi teknik dasar serta mekanisme oprasional, peserta pelatihan pemandu wisata arung jeram, bersama tim Dinas Pariwisata (Dispar) Tolitoli, mulai menjajal jalur sungai Desa Malangga, sebagai bagian dari pelatihan lapangan pemandu yang dimentori Arapaima Rivercamp Sulteng.
Pelatihan secara langsung untuk pemandu arung jeram tersebut, terbagi dalam dua kelompok, dengan menggunakan dua unit tubing (perahu pelampung) berkapasitas 6 orang.
Mereka secara bergantian menyusuri aliran arus sungai untuk belajar langsung mengatasi tantangan maupun rintangan agar saat memandu, bisa melaksanakan tugasnya dengan baik dan menjamin keamanan wisatawan.
Tidak hanya peserta, pada kesempatan pelatihan tersebut, staf maupun pejabat Dispar hingga masyarakat umum, juga berkesempatan merasakan sensasi olahraga wisata arung jeram yang baru pertama kali diuji coba di kabupaten Tolitoli.
Kepala Bidang Destinasi Wisata Dispar Tolitoli Nurahmansyah SP MM, disela-sela pelatihan tersebut, mengatakan, peserta pelatihan akan menjadi calon operator arung jeram pilihan, yang telah mendapatkan bekal setelah menempuh serangkaian tahapan pelatihan. Mereka sebelumnya telah menjalani pelatihan dasar hingga pelatihan manajemen pengelolaan wisata arung jeram.
“Ada peserta dipilih dan dipersiapkan untuk menjadi instruktur, berdasarkan penilaian para pemateri pada faktor kedisiplinan, keseriusan hingga life skill dalam praktik lapangan. Harapannya, kita bisa terus meningkatkan kapasitas SDM kepariwisataan, sebagai aset dalam mengembangkan wisata, khususnya arung jeram, yang akan segera kami realisasikan,” kata pria yang akrab disapa Maman ini.
Sementara Kadis Pariwisata Tolitoli Yustiyanto Bantilan S Kom M Si menambahkan, guna merealisasikan salah satu objek wisata tersebut, pihaknya mengaku telah mendapatkan ‘lampu hijau’ terkait penganggaran kebutuhan untuk melengkapi sarana dan prasarana penunjang terbukanya wisata arung jeram dikabupaten Tolitoli.
Safir Instruktur Arafaima Rivercamp menambahkan, berdasarkan hasil survey yang dilakukan pihaknya, setidaknya dari tiga jalur sungai telah dipelajarinya, namun debit air dua sungai lainnya tidak cukup memadai, berbeda dengan Sungai Malangga yang debit cukup deras, sangat memungkinkan dijadikan jalur Arung jeram.
Ia juga mengatakan, seluruh materi yang diberikan kepada peserta pelatihan, semisal, teknis dasar, morfologi sungai, pengenalan daerah sungai, pengenalan dasar dunia arung jeram, safety prosedure, teknik Guiding,teknik menguasai perahu, hingga entertainmen perahu telah diserap, dan berharap dapat menjadi bekal ketika para peserta pelatihan dibutuhkan menjadi pemandu. (Rendra)