PALU, CS – Gubernur Sulawesi Tengah (Sulteng), Anwar Hafid, menerima audiensi perwakilan asosiasi dealer mobil se-Sulteng di ruang kerjanya, Jumat (11/7/2025).
Pertemuan tersebut membahas kelanjutan insentif Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) untuk pembelian kendaraan baru serta strategi peningkatan transaksi kendaraan di wilayah Sulawesi Tengah.
Perwakilan asosiasi, Padlan, menyampaikan apresiasi atas kebijakan Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah yang sebelumnya telah menurunkan tarif PKB melalui Surat Keputusan Gubernur, berlaku sejak 5 Januari hingga 5 Juli 2025.
Ia menyebut kebijakan tersebut berhasil menjaga keterjangkauan harga kendaraan di tengah tekanan regulasi pusat dan fluktuasi pasar.
“Kami berharap insentif ini dapat diperpanjang hingga akhir tahun karena sangat membantu daya beli masyarakat dan mendorong pembelian kendaraan tetap dilakukan di wilayah Sulteng,” ujar Padlan.
Dalam diskusi tersebut, para pelaku usaha menyoroti pentingnya menjaga daya saing harga kendaraan di Sulteng dibandingkan daerah lain seperti Makassar dan Balikpapan.
Perbedaan tarif pajak, biaya logistik, dan insentif dealer disebut sebagai faktor utama yang memengaruhi preferensi konsumen.
“Kalau selisih harga bisa ditekan, masyarakat akan lebih memilih membeli kendaraan di daerah sendiri. Ini berdampak langsung pada penerimaan pajak daerah dan menggairahkan ekonomi lokal,” ungkap perwakilan dealer Toyota.
Menanggapi aspirasi tersebut, Gubernur Anwar Hafid menegaskan komitmen Pemprov untuk mendukung pertumbuhan sektor otomotif sebagai bagian dari penguatan ekonomi daerah.
Ia menyebut pemerintah tengah menyiapkan langkah lanjutan untuk memperpanjang insentif PKB hingga Desember 2025.
“Pajak kendaraan adalah sumber pendapatan penting, tapi kita juga harus kompetitif. Kalau masyarakat beli kendaraan di daerah lain, kita kehilangan potensi pendapatan. Jadi, kita cari titik tengah antara mendukung fiskal daerah dan menjaga daya beli masyarakat,” kata Gubernur Anwar.
Lebih lanjut, ia menyoroti pentingnya kolaborasi lintas sektor, termasuk dengan pihak pelabuhan, untuk memangkas biaya logistik kendaraan dari pusat distribusi seperti Surabaya langsung ke pelabuhan-pelabuhan di Sulteng. Efisiensi pengiriman ini diyakini dapat menekan harga jual kendaraan.
Audiensi ditutup dengan komitmen bersama untuk mengevaluasi tarif PKB secara berkala dan memperkuat kolaborasi antara pemerintah daerah dan asosiasi dealer demi menciptakan iklim usaha yang sehat dan berpihak kepada masyarakat.
Editor : Yamin